XII. Kabar Baik

465 39 2
                                    

Acara pertunangan Ino dan Sai tinggal menghitung hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara pertunangan Ino dan Sai tinggal menghitung hari. Ino sangat menyukai gaun rancangan Naruto; ia menjadi terlihat lebih modis dan seksi, memancarkan aura yang sangat menunjukkan dirinya. Namun, meski pekerjaan untuk merancang gaun Ino telah selesai—masih ada banyak pekerjaan lain yang menyambut Naruto yang salah satunya merancang gaun pesta ulang tahun Hinata.

Dengan demikian Naruto masih selalu sibuk di studio, ia akan pulang larut dan tertidur di mobil Sasuke. Beberapa kali Sasuke selalu mengingatkan untuk Naruto menjaga diri tetapi bukan Naruto namanya jika tidak keras kepala terhadap diri sendiri sehingga sesibuk apa pun Sasuke, ia akan selalu memastikan untuk menghubungi Naruto bahkan mengantar jemput setiap hari.

Karena kesehatan Sakura menurun, sekarang ia jarang mengirim makan siang untuk Naruto dan Sasuke. Naruto akan memesan makanan tiap kali merasa lapar, tetapi beberapa hari belakangan Sai sering datang ke butik hanya untuk mengirim makanan. Satu atau dua kali, Naruto tidak mengapa tetapi semakin sering Sai datang—Naruto merasa tidak enak.

“Kau tidak perlu mengirim makanan setiap hari, aku bisa pesan sendiri,” ujar Naruto dengan sopan.

Sai tersenyum santai. “Tidak apa-apa, anggap saja ini sebagai ucapan terima kasihku karena kau sudah merancang tokedo yang bagus untukku—aku jadi tidak sabar ingin segera memakai dan memamerkan pada orang banyak, mereka pasti akan sangat takjub dengan penampilanku.”

Naruto mengangguk merasa ikut senang, tetapi untuk kali ini ia mencoba bersikap lebih tegas dengan mengembalikan makanan yang diberikan Sai padanya. “Tapi Sai, aku tidak bisa terus menerima ini. Aku merancang tokedomu juga sudah mendapat bayaran yang sepadan, jadi tidak perlu lagi memberiku hal-hal lain. Aku sangat berterima kasih atas niat baikmu, tetapi kali ini aku minta maaf tidak bisa menerimanya.”

Sai hanya bisa tersenyum kecut hanya saja ia sebaik mungkin menutupi kekecewaan di hadapan Naruto. Ia masih dengan senyum santai menerima kembali makanan yang telah dibawa tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera pergi dari butik, justru ia berkeliling melihat-lihat pakaian rancangan Naruto yang dipajang dan sesekali akan mengelus pelan.

“Semuanya sangat indah, maha karya indah tercipta dari tangan cantik,” puji Sai.

Naruto hanya bisa tersenyum sebagai tanggapan. Ia membiarkan Sai berkeliling di butik—sedangkan ia segera kembali menyelesaikan pekerjaan yang telah tertunda. Namun, tubuh Naruto terperenjat ketika kedua tangan Sai melewati tubuh seperti akan memeluk ketika memandangi layar pada komputer yang ada di depan Naruto.

“Desain yang ini bagus. Untuk siapa kau membuatnya?” tanya Sai menatap Naruto hingga kedua mata mereka bersitatap cukup deket. Reaksi Naruto yang cepat dan terlihat jelas begitu terkejut membuat Sai kembali lagi berkata, “Maaf, sepertinya aku sudah melewati batas. Maafkan aku Naruto, aku tidak sadar karena terpesona dengan desain yang ada pada layar komputer.”

“Ya, aku cukup terkejut tapi tidak apa-apa,” balas Naruto.

Barulah pada pukul tujuh malam, Naruto menghela napas merasa bebannya telah hilang sejenak karena Sai telah pergi. Keberadaan lelaki itu di butik cukup membuat Naruto merasa canggung, padahal awalnya mereka berkenalan baik terlebih ia sangat menghormati Sai yang merupakan kekasih Ino sahabatnya, tetapi semakin lama sikap Sai tidak bagitu Naruto sukai. Ia jadi teringat peringat Sakura belum lama ini.

Sayonara Memory | SasuNaru ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang