XIII. Kebahagiaan

436 38 0
                                    

Kabar tentang kehamilan Sakura sudah terdengar sampai ke telinga keluarga besar Uchiha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kabar tentang kehamilan Sakura sudah terdengar sampai ke telinga keluarga besar Uchiha. Semua orang dengan suka cita datang ke rumah sehingga Naruto menyiapkan banyak makanan menyambut pesta kecil keluarga untuk merayakan. Secara otomatis hari ini Naruto tidak bekerja begitu juga dengan Sasuke; semua orang tinggal di rumah dan memperhatikan Sakura.

Wanita berambut merah muda itu duduk di kelilingi oleh keluarga Uchiha, bahkan Mikoto adalah orang yang paling terlihat menunjukkan kebahagiaan—ia akan mengelus-ngelus perut Sakura yang masih terlihat datar.

“Sakura, Terima kasih. Ibu sangat bahagia mendengar kabar ini. Kamu harus menjaga kehamilanmu baik-baik, jika ada sesuatu hal yang kamu butuhkan—katakan saja, kami akan selalu ada untukmu.”

Sakura mengangguk dengan gembira, ia merasa disayangi; semua orang bersikap sangat baik padanya, lebih baik daripada sebelumnya. Tidak hanya keluarga Uchiha, ayah ibunya juga datang dan mereka tidak kalah heboh dari Mikoto. Mereka banyak mengobrol bahkan juga bercanda menebak jenis kelamin bayi yang masih ada dalam perut Sakura, terlebih para orang tua yang sangat semangat menyiapkan nama anak. Tentu saja ia tenggelam dalam kebahagiaan, Sasuke juga sesekali akan menanggapi pendapat dari para orang tua.

Tatapan mata Sasuke juga sangat hangat, kini Sakura benar-benar merasa sebagai menantu keluarga Uchiha, menjadi istri Sasuke yang paling dicintai. Senyuman tidak pernah lepas dari wajah indahnya, sesekali juga ia tertawa menanggapi candaan beberapa orang, tetapi kemudian senyuman itu sedikit luntur saat melihat Naruto yang terlihat sibuk bolak-balik mengambil makanan di dapur dan membawa piring yang sudah kotor.

Lelaki berambut kuning itu, tidak ikut mengobrol santai dengan keluarga tetapi begitu sibuk mengurus makanan dan piring, sesekali Naruto akan terdiam ikut menyimak tapi kemudian pergi lagi masuk ke dapur. Lelaki itu tetap tersenyum manis ikut merasakan kebahagiaan tetapi sebagai orang yang melihat, hatinya merasa sedih melihat Naruto yang seperti itu. Sekali pun Naruto adalah istri Sasuke juga, selama ini Sakura sudah menganggap lelaki itu sebagai adiknya sehingga ia segera menarik tangan Naruto ketika lelaki itu mengambil piring di atas meja.

“Naru, duduklah di sini. Mari kita mengobrol!” ajak Sakura memberikan ruang duduk di sisinya.

Semua orang yang ada di sana terdiam beberapa detik sebelum akhirnya tidak begitu mempedulikan tindakan Sakura. Naruto duduk di samping Sakura, ia mendengarkan apa yang Sakura bicarakan. Sasuke juga sudah duduk semakin dekat di antara Sakura dan Naruto. Di antara banyak orang di rumah—Sasuke adalah orang yang paling bahagia; kehamilan Sakura dan keakraban antara Sakura dan Naruto membuat Sasuke tenang, ia tidak pernah menduga bahwa hubungan mereka akan baik-baik saja; baik Sakura mau pun Naruto adalah orang baik.

Sebelum pulang, Ibu Sakura; Mebuki Haruno memasuki kamar Sakura, ia ingin berbicara empat mata dengan putri semata wayang. Kedua mata mengedar memandangi sekeliling kamar, ia pikir kamar Sakura akan jauh lebih bagus dari kamar wanita itu di rumah tetapi kamar Sakura di sini jauh dari apa yang dibayangkan Mebuki. Cat dinding berwaran putih diselingi abu-abu terasa begitu kalem tapi bagi Mebuki itu terlihat suram dibandingkan kamar Sakura dulu yang dipenuhi warna merah muda.

Sayonara Memory | SasuNaru ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang