VI. Pulang🔞

803 44 0
                                    

Kepala sakit bertalu-talu membuat Sasuke mengerutkan dahi saat berusaha membuka matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepala sakit bertalu-talu membuat Sasuke mengerutkan dahi saat berusaha membuka matanya. Ia bangun, terduduk dengan linglung sambil mengusak rambutnya. Namun, ketika menoleh ke sisi kasur—Sasuke terperenjat. Ingatan semalam seketika datang meski hanya potongan-potongan kecil tapi sanggup membuat Sasuke mengutuk dirinya sendiri karena telah kehilangan akal tidak dapat mengendalikan diri. Ia telah menolak mentah-mentah Sakura—mengatakan kata-kata kejam pada wanita itu tapi pada akhirnya Sasuke jatuh pada nafsu.

Tidak lama kemudian Sakura terbangun, ia seketika sadar bahwa saat ini dalam keadaan telanjang, hanya ditutupi selimut tebal. Kejadian semalam benar-benar terjadi bukan hanya sekadar mimpi belaka.

“Kau sudah bangun? Bersiaplah hari ini kita akan pulang, tapi jika kau merasa tidak enak badan—mungkin bisa menundanya,” ujar Sasuke yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Sakura gugup, takut jika sampai Sasuke marah dan membencinya tapi ternyata lelaki itu tidak semengerikan dari dugaannya, justru Sasuke tampak perhatian membereskan barang-barang sendirian dan memintanya banyak beristirahat setelah Sakura kesulitan bangkit dari kasur. Kepulangan mereka tertunda untuk sementara waktu sampai keadaannya benar-benar membaik.

Sementara itu di tempat lain Naruto gelisah beberapa kali menengok kalender dan juga jam, seharusnya hari ini Sasuke dan Sakura pulang dari berbulan madu tapi sampai sore; mereka tidak kunjung pulang. Tanpa sadar Naruto telah mengigit kuku kanannya—sebuah kebiasaan jika ia sedang banyak pikiran. Kiba menghampirinya dan berkata, “Naru, Sasuke belum juga pulang?”

Naruto mengangguk lemah sebagai jawaban.

“Apa ada masalah di jalan? Coba kau hubungi dia lagi.”

Tapi Naruto menatap sendu ponsel pintar yang dipegangnya. “Sebenarnya sudah dua hari Sasuke tidak bisa dihubungi, bahkan pesan yang ku kirimkan tiga hari yang lalu belum dibaca.”

“Jika kondisinya seperti ini; aku sulit untuk berpikir positif pada mereka.”

“Tapi bisa saja yang kau katakan benar kalau mungkin ada masalah di jalan.”

“Ya, itu juga bisa jadi hanya saja jika ada masalah di jalan seharusnya ada seseorang yang menghubungimu—misalnya jika mereka terlibat kecelakaan pasti pihak polisi atau rumah sakit menelpon daftar kontak darurat di ponsel Sasuke.”

Mendengar penuturan Kiba, Naruto menggelengkan kepala. “Tidak. Jangan berpikiran seperti itu. Mereka pasti baik-baik saja, mungkin ada sesuatu alasan sehingga kepulangan mereka tertunda lagi pula jarak antara negara Roura dengan Konoha itu jauh.”

Kiba tidak bisa lagi untuk berpendapat, jadi ia memilih tetap menemani Naruto di rumahnya ketimbang pulang meskipun sebenarnya ia sudah mendapat telpon dari kedua orang tuanya menanyakan kapan pulang. Tidak biasanya Kiba menginap di tumah tteman sangat lama.

“Kalau begitu daripada kau terus gelisah lebih baik kita makan malam dulu. Kau pasti sudah lapar, kan?”

꒰꒰ 🍡 ˊˎ -

Sayonara Memory | SasuNaru ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang