III. Sakit🔞

1K 53 1
                                    

Seperti yang dikatakan Sakura, mereka berniat untuk pergi bulan madu bertiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti yang dikatakan Sakura, mereka berniat untuk pergi bulan madu bertiga. Namun, rencana itu harus gagal setelah Fugaku Uchiha merencanakan perjalanan berbulan madu Sasuke dan Sakura dari mulai tempat, tiket pesawat sampai hotel telah dipersiapkan membuat mau tidak mau Naruto lebih memilih kembali mengalah dan membujuk Sasuke untuk setuju daripada harus berdebat lagi dengan kedua orang tuanya.

Kini Naruto membantu mengepak pakaian Sasuke ke dalam koper. Lelaki berambut raven menatapnya terus sampai-sampai membuat Naruto mendonggak dan bertanya, “Apa yang kamu lihat?”

“Naru, aku bisa pesankan tiket untukmu. Kita bisa pergi sama-sama.”

Naruto menghela napas. “Aku di sini saja, jika aku ikut dan diketahui oleh ayah dan ibu; mereka bisa marah.”

“Persetan dengan mereka! Naru, sudah dua tahun kita menikah. Jika mereka masih belum bisa menerima kamu, aku tidak peduli tapi aku tidak bisa diam jika mereka terus ikut campur dalam urusan rumah tangga kita. Kamu sudah banyak mengalah—memperbolehkan aku menikah dengan Sakura bahkan tidak masalah aku tidur dengan Sakura. Naru, apa kamu baik-baik saja?” tanya Sasuke lalu mengelus sisi kiri wajah Naruto.

Benar saja, lelaki manis itu yang selalu tenang dan tersenyum manis kini mulai menunjukkan ekspresi mendung, kedua matanya berlinang—runtuh. Sudah Sasuke duga jika Naruto tidak baik-baik saja selama ini tapi selalu berusaha agar ia tidak khawatir. Lelaki itu berusaha agar kedua orang tuanya mulai membuka mata—berusaha untuk tidak egois meski menyakitkan harus melihat orang yang dicintai bersama dengan orang lain.

Sasuke menarik tubuh ringkih Naruto ke dalam pelukannya. Mengelus kepala lelaki itu. “Naru, percaya padamu. Mau bagaimana pun usaha mereka untuk memisahkan kita, aku tetap mencintaimu.”

Mendengar bagaimana Sasuke menenangkannya dengan kata-kata cinta sehingga ujung bibir Naruto terangkat, senyuman manis tercetak indah dan membalas pelukan Sasuke. Tiba-tiba mulut Sasuke mendekat berbisik tepat ke telinga Naruto. “Bagaimana kalau kita melakukan bulan madu malam ini?”

Wajah Naruto seketika memerah. “Bulan madu apanya?” Padahal ia sudah mengerti apa yang dimaksud oleh Sasuke, tanpa menunggu lama lelaki berambut raven itu mencium daun telinga Naruto sehingga tubuh lelaki manis itu sedikit bergetar karena daun telinganya termasuk salah satu bagian tubuh yang paling sensitif bagi Naruto. Tangan Sasuke mengelus leher Naruto dan perlahan membuka baju yang dipakai—kulit tan secoklat madu terlihat bagai sebuah santapan yang siap untuk dimakan, Sasuke tersenyum dan memanggil nama Naruto penuh seduktif. Tak mau hanya diam saja, Naruto juga ikut membantu melepaskan pakaian yang dipakai oleh Sasuke sehingga lagi-lagi ia harus merasa iri melihat tubuh Sasuke yang memiliki otot perut yang seksi bahkan lengannya pun terdapat otot bisep keras yang sangat sulit bagi Naruto untuk memilikinya—melihat tubuhnya terasa sangat kurus.

Tapi Sasuke justru tidak henti untuk terus memuji tubuh Naruto—di matanya sangat indah—terlebih tonjolan kecoklatan yang tampak menggoda untuk Sasuke kulum dan elus.

Sayonara Memory | SasuNaru ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang