XX. Melanggar Janji

707 58 1
                                    

Hinata tersenyum manis pada Naruto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hinata tersenyum manis pada Naruto. “Naru, aku sangat berterima kasih padamu karena telah merancang gaun ini dengan indah. Malam ini aku benar-benar seperti seorang putri di hari ulang tahunku.”

“Sama-sama, aku senang jika kau menyukainya.”

Acara ulang tahun Hinata berlangsung dengan meriah, ada banyak tamu yang hadir. Namun, Naruto hanya bisa memakan kue sendirian pasalnya Sasuke tidak bisa hadir menemani karena harus mengantar Sakura ke keluarga Haruno untuk mengadakan upacara adat kehamilan. Ada rasa sedih tetapi juga tidak bisa marah, setiap kali ia kesal maka bayangan Sasuke yang begitu perhatian merawat Sakura terus lewat dalam benak terlebih Sakura tidak pernah berperilaku buruk padanya—bagaimana mungkin Naruto membencinya?

Ia hanya perlu untuk membiasakan diri, membiasakan untuk tidak tergantung pada Sasuke. Kali ini perhatian Sasuke bukan hanya untuknya saja, sudah terbagi dan ia harus mengerti karena semua ini terjadi juga berkat keputusannya sehingga mau tidak mau ia harus menerima konsekuensi dari hal tersebut.

Setelah pulang dari pesta ulang tahun Hinata, Naruto lebih memilih untuk pergi terlebih dahulu ke butik karena ada beberapa buku gambar yang harus ia bawa. Tetapi alih-alih cepat pulang ke rumah kediaman Uchiha justru Naruto lebih merasa nyaman dan tenang menghabiskan banyak waktu di ruang kerjanya. Melihat pakaian-pakaian yang ia desain menjadi sebuah ketenangan sendiri. Itu adalah hasil kerja keras tangannya.

Ponselnya berbunyi, Kiba menelpon. “Naru, maafkan aku tidak mengantarkanmu pulang. Ini semua salah Shikamaru, dia tadi buru-buru.

“Iya, tidak apa-apa lagipula taksi masih banyak. Aku bisa pesan secara online.

Baguslah kalau begitu, apa sekarang kau susah pulang?

“Belum. Ini aku pergi ke butik terlebih dahulu karena ada sesuatu hal yang penting.”

“Ah ... begitu, oh iya harap ingat acara reunian sekolah yang sebentar lagi akan diadakan. Jangan lupa Sasuke juga harus hadir, kurang menyenangkan melihatmu terus murung karena tanpa kehadiran Sasuke. Jika dia tidak mau menemanimu—maka aku akan memarahinya, tenang saja Naru akan aku hajar dia jika sampai tidak menemanimu.”

Naruto tertawa pelan. “Jangan seperti itu Kiba, untuk acara reuni Sasuke sudah berjanji jadi dia pasti akan datang juga.”

Baiklah kalau begitu, sudah dulu ya ... ini Shikamaru memanggilku.

“Ya.”

Sambungan telpon terputus, Naruto masih tersenyum kecil melihat ponselnya memikirkan hubungan Kiba dan Shikamaru yang semakin membaik, belum lagi mereka berencana akan segera melangsungkan pernikahan. Seseorang yang sedingin Shikamaru bahkan selalu bersikap tidak acuh dan apatis kini sudah luluh oleh seorang Kiba yang cerewet. Sungguh di luar dugaan tetapi meski Kiba sangat cerewet, dia sangat baik mungkin itu yang juga dilihat oleh Shikamaru dalam diri Kiba.

Sayonara Memory | SasuNaru ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang