XXII. Makan Malam

571 51 3
                                    

Berdialog dengan Sakura membawa ketenangan untuk Naruto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berdialog dengan Sakura membawa ketenangan untuk Naruto. Kekhawatiran kemarin sudah perlahan pudar, kini ia lebih tenang beristirahat dengan baik bahkan menantikan untuk makan malam bersama dengan Sasuke. Waktu terasa begitu cepat, ketika Naruto sudah  membuka mata; hari sudah memasuki pukul enam sore. Sasuke juga telah pulang dari kantor, dengan cepat pergi ke kamar Naruto untuk memastikan keadaan orang tercintanya itu.

Naruto tersenyum lembut. “Aku sudah baik-baik saja.”

Melihat senyuman Naruto yang begitu lembut, Sasuke tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia. Ia berjalan dengan cepat dan langsung memeluk Naruto begitu erat. “Naru, kamu membuatku khawatir. Aku benar-benar takut sesuatu terjadi padamu.”

“Terima kasih Sasuke, karena aku sudah baik-baik saja sehingga kita masih bisa menepati janji untuk makan di luar, ‘kan?”

Sasuke mengangguk dengan semangat. “Bersiaplah, aku akan membawamu ke tempat yang bagus.”

Mikoto mengerutkan dahi ketika melihat Naruto dan Sasuke berpakaian begitu rapi seakan akan pergi ke suatu tempat. “Kalian akan pergi ke mana? Bukankah Naruto sedang sakit? Tidak baik untuk pergi-pergi jauh ketika sedang sakit. Jika butuh dokter, ibu bisa hubungi dokter keluarga Uchiha untuk datang kemari.” Meskipun kata-kata ibu Sasuke terdengar sangat mengkhawatirkan Naruto, tetapi entah mengapa Naruto merasa tidak demikian. Pasalnya Mikoto begitu memandanginya berbeda seperti memberikan isyarat untuk mengurungkan niat pergi bersama Sasuke.

“Kami akan makan di luar, Naruto bilang sudah baik-baik saja. Aku juga bisa membawa Naruto ke rumah sakit setelahnya. Lagipula sudah lama bagi kami tidak menghabiskan waktu bersama, sekarang waktu yang tepat.”

“Lalu bagaimana dengan Sakura? Kehamilannya sudah  memasuki usia 34 minggu, tinggal menghitung waktu untuk melahirkan. Apa lebih baik untuk kamu menghabiskan waktu di rumah lebih lama, seharusnya kamu mengajukin cuti lebih cepat—urusan kantor biarlah ayah yang pikirkan kembali. Sekarang ini kita harus lebih fokus pada Sakura, dia sedang mengandung cucu pertama Uchiha—anakmu, darah dagingmu, Sasuke.”

Sasuke menghela napas berat. “Aku tahu, Bu. Aku tahu.  Hanya saja untuk hari ini aku dan Naruto ingin menghabiskan waktu bersama, hanya itu saja. Jika terjadi sesuatu pada Sakura; ibu bisa telpon aku. Ibu tidak perlu khawatir, Sakura sudah mengizinkan—dia tidak masalah, keadaanya saat ini juga cukup baik. Minggu depan baru Sakura akan dirawat di rumah sakit dan aku akan mengajukan cuti untuk menjaganya.” Perkataan Sasuke setidaknya membuat Mikoto lebih tenang, dengan berat hati wanita yang berstatus sebagai nyonya Uchiha itu mengangguk dengan lemah.

“Jangan pulang terlarut. Hati-hati untuk kalian berdua,” ucap Mikoto.

Selama di perjalanan, Naruto hanya diam sambil memperhatikan jalanan melalui kaca mobil. Naruto yang begitu sunyi tentu saja membuat Sasuke sedikit tidak nyaman, dihadapkan pada situasi seperti ini Sasuke berdeham dan sesekali batuk bermaksud untuk mendapat perhatian dari Naruto.

Sayonara Memory | SasuNaru ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang