XVII. Merindukanmu

533 42 4
                                    

Sebulan telah berlalu, Naruto disibukkan dengan banyak pesanan pakaian dan Sasuke juga seringkali harus mengikuti perjalanan bisnis sehingga rumah selalu terasa sepi, Sakura sementara waktu pindah ke rumah keluarga Uchiha atas pengawasan Mikoto ya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebulan telah berlalu, Naruto disibukkan dengan banyak pesanan pakaian dan Sasuke juga seringkali harus mengikuti perjalanan bisnis sehingga rumah selalu terasa sepi, Sakura sementara waktu pindah ke rumah keluarga Uchiha atas pengawasan Mikoto yang sangat menjaga dan mengkhawatirkannya.

Kehamilan di masa awal belum stabil, memerlukan perawatan ekstra. Mengandung cucu pertama di keluarga Uchiha—Sakura benar-benar diperlakukan layaknya ratu, media besar juga tiada hari tanpa menyebutkan mengenai kabar kehamilan Sakura yang sudah dikonfirmasi.

[“Naru, apa Sasuke menghubungimu?”] tanya Sakura pada sambungan telpon.

Naruto yang masih sibuk menjahit menjawab, “Tidak. Sepertinya dia sedang sibuk sehingga tidak sempat untuk menghubungi, memangnya ada apa? Apa ada hal yang kamu perlukan, Sakura? Jika ada hal penting, aku mungkin bisa mencoba membantu.”

[“Terima kasih, Naruto. Tidak ada apa-apa, aku hanya merasa sangat rindu padanya.”]

“Apa itu bawaan dari bayimu?” tanya Naruto karena ia tahu dari beberapa banyak cerita jika wanita hamil selalu memiliki banyak keinginan yang disebut sebagai mengidam.

[“Sepertinya begitu.”]

“Bersabarlah sebentar lagi, dalam dua hari lagi—Sasuke akan pulang.”

[“Iya, semoga dia pulang tepat waktu. Aku juga ingin kembali tinggal bersama lagi—Naru, kamu juga jangan terlalu keras bekerja, perhatikan juga dirimu sendiri.”]

“Iya. Oh ya apakah mual-mualmu masih sering terjadi?”

[“Sekarang sudah tidak begitu parah, hanya di pagi hari saja. Beruntung di sini ibu sangat menjagaku jadi aku baik-bail saja.”]

“Syukurlah kalau begitu.”

[“Naru, sudah dulu ya ... ibu memanggilku. Kamu jangan lupa makan siang.”]

“Ya. Kamu juga, Sakura.”

Sambungan pun terputus menyisakan suasana sepi yang menemani Naruto. Ia kembali menatap layar ponselnya, mencari kontak Sasuke dan mencoba menghubungi tetapi tidak kunjung juga diangkat sehingga Naruto pun menyerah; memilih mengirim pesan untuk menyampaikan perihal Sakura, berharap Sasuke akan segera membaca pesan itu.

Sejujurnya, tidak hanya Sakura yang sangat merindukan Sasuke. Naruto juga merasakan hal yang sama. Biasanya sesibuk apa pun Sasuke, lelaki itu pasti akan berusaha menghubungi mengurangi rasa khawatir dan juga menyalurkan rasa rindu tetapi kali ini sudah selama seminggu Sasuke belum juga menghubungi, terakhir kali Sasuke menelpon adalah saat Sasuke baru sampai di Inggris kemudian tidak pernah lagi.

Ponselnya kembali bergetar, sebuah pesan masuk. Kedua mata Naruto berkilauan merasa begitu senang dan bersemangat, tetapi wajah yang berseri-seri seketika luntur ketika membuka aplikasi chat ternyata bukan pesan balasan dari Sasuke melainkan sebuah pesan dari Kiba. Lelaki itu memberikan sebuah foto undangan reuni SMA yang akan diadakan tidak lama lagi. Kiba terus mengirim pesan untuk mengingatkan agar tahun ini Naruto ikut ke acara reuni setelah sekian lama tidak pernah datang.

Sayonara Memory | SasuNaru ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang