XXI. Kesiangan

601 54 13
                                    

Naruto masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan apa-apa, melewati Sasuke dan Sakura begitu saja begitu pun Mikoto yang membawa teh hangat untuk Sakura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naruto masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan apa-apa, melewati Sasuke dan Sakura begitu saja begitu pun Mikoto yang membawa teh hangat untuk Sakura. Melihat sikap Naruto yang tidak biasanya Sasuke menyergitkan dahi, tetapi ia berusaha untuk tidak menghentikan langkah Naruto ... membiarkan lelaki itu pergi memasuki kamar, kali ini yang ia fokuskan terlebih dahulu adalah membantu Sakura duduk dengan tenang.

Lama Naruto berada di kamar, ia telah berganti pakaian dan sedang membuka laptop untuk mencari tontonan. Pintu kamar diketuk dari luar, suara Sasuke terdengar. “Naru, bisakah aku masuk?”

“Masuk saja, tidak dikunci.”

Lelaki berambut raven untuk perlahan membuka pintu, sambil membawa satu gelas susu ia berjalan mendekati Naruto—memeluk lelaki itu dengan lembut. “Ada apa denganmu? Suasana hatimu terlihat jelek, apa terjadi sesuatu di acara reuni?” tanya Sasuke dengan nada yang lembut.

“Tidak ada apa-apa,” balas Naruto dengan tidak acuh.

“Kamu masih marah karena aku tidak menemanimu”

“Aku tidak marah.”

Sasuke kemudian duduk di samping Naruto. “Kita sudah hidup bersama cukup lama, aku tahu kamu marah. Terlihat jelas di wajahmu. Kalau begitu ... sekali lagi aku minta maaf, hari ini aku benar-benar lupa ada jadwal check up dengan dokter kandungan Sakura. Sebagai permintaan maaf, bagaimana jika besok aku mengajakmu makan malam berdua. Hanya kita berdua. Bagaimana? Kamu mau, ‘kan?”

Naruto terdiam cukup lama untuk berpikir, melihat Sakura dan Sasuke bermesraan di depan matanya. Begitu bahagia bahkan di depan Gaara membuat Naruto seakan tidak memiliki wajah. Sekarang Gaara mengetahui bahwa kondisi rumah tangganya tidak sebahagia itu, tidak sederhana dan tetap rumit. Hal itu menjadikan Naruto merasa malu. Pasalnya sebelum Gaara benar-benar pergi ke kota Suna, lelaki itu menemuinya terlebih dahulu menyatakan cinta yang kesekian kali dan untuk kesekian kali Naruto menolak tetap kukuh memilih Sasuke.

Gaara pernah berkata jika bersama dengan Sasuke, itu akan menjadi sulit dan tidak akan pernah ada kebahagiaan di masa depan. Kata-kata itu Naruto anggap hanya sebagai penghiburan diri dari Gaara, pelampiasan kekecewaan karena ia menolaknya. Namun, kini setelah lelaki itu melihat tentu saja Naruto malu mengakui jika apa yang dikatakan Gaara benar-benar terjadi.

Sedari awal hubungan cintanya dengan Sasuke memang begitu sulit bahkan sampai sekarang. Seberapa keras Naruto berusaha untuk diterima, itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Seberapa Naruto sabar untuk menerima dan mencoba memahami orang lain agar mereka juga menerimanya tetapi ujungnya tetap sama.

Lama tidak mendapat jawaban dari Naruto, kedua tangan Sasuke meraih tangan Naruto. “Naru, aku minta maaf. Tolong beri aku kesempatan. Kamu marah seperti ini, aku tidak sanggup.”

Melihat Sasuke yang begitu memohon, akhirnya Naruto menghela napas. “Baiklah.”

Sasuke tersenyum dengan semangat. “Aku akan segera memesan tempat terbaik untukmu.”

Sayonara Memory | SasuNaru ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang