XXVI. Kehilanganmu

1.6K 91 6
                                    

Masalah perusahaan telah membuat Sasuke stres beberapa hari ini, belum lagi keberadaan Naruto yang belum ia ketahui, Sasuke telah mencari-cari ke mana-mana bahkan bertanya ke semua teman Naruto tetapi tidak ada yang mengetahui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masalah perusahaan telah membuat Sasuke stres beberapa hari ini, belum lagi keberadaan Naruto yang belum ia ketahui, Sasuke telah mencari-cari ke mana-mana bahkan bertanya ke semua teman Naruto tetapi tidak ada yang mengetahui.

Sasuke pulang dengan lesu. Sakura menyambut seperti biasa, hanya saja Sakura hari ini berperilaku aneh bahkan ketika makan bersama, wanita itu tidak menyentuh makanan di piring.

“Ada apa?” tanya Sasuke.

Dengan gugup Sakura menceritakan kedatangan Naruto di siang hari, tentu saja kabar tersebut membuat Sasuke bersemangat. “Lalu sekarang Naru ke mana?”

“Itu ... dia tadi datang ke sini untuk pamit, katanya akan pergi. Dia tidak mau melanjutkan hubungan pernikahan denganmu lagi, Suke.”

Sasuke menggelengkan kepala. “Tidak mungkin! Tidak mungkin! Naruto tidak mungkin melakukan hal itu!” Ia menyangkal dengan keras. “Sakura, jangan membohongiku.”

“Aku tidak membohongimu, Sasuke. Naruto memang tadi siang datang ke sini untuk pamit.”

“Apa kau tahu dia pamit ke mana?”

“Naruto bilang untuk pulang ke rumah orang tuanya.”

Tanpa perlu banyak bertanya lagi, Sasuke sudah meluncur pergi ke kediaman Uzumaki tidak peduli jika ia kembali harus mendapat pengusiran seperti terakhir kali datang ke sana saat meminta restu menikahi Naruto. Rumah bergaya tradisional dengan pemandangan yang asri tampak begitu tenang dan sepi. Sasuke telah mencoba masuk dengan memencet lonceng berkali-kali, tetapi tidak ada yang membukanya—penghuni rumah seakan tuli.

Sasuke benar-benar sudah tidak sabar, postur berdirinya telah berubah berkali-kali.

Uzumaki benar-benar tidak memberinya kesempatan untuk bertemu kembali dengan Naruto, kembali menjadi tembok besar yang menghalangi mereka berdua. Terpaksa Sasuke kembali lagi pergi, dengan raut kesal ia membanting stir dan memukulnya—sangat frustasi atas kehilangan Naruto.

Ia bertanya-tanya bagaimana Naruto berpikiran demikian padahal mereka telah berjanji untuk merajut kasih selamanya, akan terus berjuang bersama-sama. Namun, kini janji itu hanya ucapan manis semata karena Naruto justru berbalik untuk menyerah. Sasuke mengusak rambutnya dengan kasar.

“Naru, kamu pergi ke mana?!” teriaknya frustasi. 

Sepanjang malam Sasuke tidak pulang, Sakura sangat khawatir pasalnya Sasuke pergi dengan emosi yang memuncak—akan sangat rawan terjadi sesuatu di jalan. Telpon yang terus ia hubungi juga sama sekali tidak diangkat. Sakura hanya bisa berharap jika Sasuke baik-baik saja dan lelaki itu berhasil bertemu dengan Naruto.

Sementara itu di tempat lain, Naruto memandang langit malam melalui jendela pesawat. Ia tidak bisa tidur sama sekali, tidak seperti Kurama yang sudah tidur meski beberapa kali membenarkan posisi kepala karena merasa tidak nyaman.

Sayonara Memory | SasuNaru ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang