I. Pernikahan

1.1K 80 0
                                    

Alunan musik mengalun seiring dua insan yang berjalan perlahan di atas altar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alunan musik mengalun seiring dua insan yang berjalan perlahan di atas altar. Seorang lelaki dekat pendeta menunggu sebelum akhirnya menyambut tangan pengantinnya. Senyuman indah terlukis di wajah gadis cantik yang menggenggam erat tangan pria di sampingnya.

Dalam beberapa menit, keduanya telah melontarkan janji suci. Semua orang tampak bahagia kecuali sang pengantin pria yang tidak lepas menatap pria manis lainnya yang tengah duduk di bangku tamu sambil ikut bertepuk tangan sebagai tanda selamat atas pernikahan yang telah berlangsung.

Setelah acara janji suci selesai, acara masih berlanjut dengan melakukan pesta sampai larut malam.

Sasuke menghampiri Naruto yang sedang duduk sendirian di atas sebuah ayunan di halaman belakang gedung. Naruto tampak sangat menikmati suasana hening sambil menatap langit malam yang bertaburan bintang.

Kedua tangan Sasuke terentang—memeluk erat tubuh kurus Naruto dari belakang. Lelaki itu seketika tersenyum, mendongakkan kepalanya memandang wajah Sasuke.

“Apa kamu sudah makan hmm?” tanya Sasuke, diliputi rasa khawatir sebab sedari tadi ia tidak melihat pujaan hatinya menikmati hidangan yang disajikan.

Naruto menggelengkan kepalanya pelan. “Belum, aku sedang tidak lapar. Berada di kerumunan banyak orang membuatku ikut merasa lelah.”

“Kalau begitu, apa kamu mau pulang saja? Aku antarkan pulang.”

“Apa kamu bodoh? Saat ini kamu adalah pengantin, masa iya pengantinnya pulang terlebih dahulu dari pesta. Nanti aku dituduh menculik pengantinnya.” Naruto menjawab sambil sedikit tertawa.

Sasuke memperhatikan setiap ekspresi yang ditampilkan Naruto. Tidak ada sedikit pun rasa sedih, atau merasa beban. Sedari dulu Naruto tidak pernah berubah, padahal Sasuke sangat yakin jika sebetulnya di balik senyuman dan tawa Naruto saat ini—tersimpan sebuah rasa sakit.

“Aku minta maaf.”

Naruto berbalik, melepas pelukan Sasuke. Alisnya berkerut, merasa bingung dengan reaksi Sasuke saat ini. “Kamu, tidak perlu meminta maaf. Selama hanya aku yang kamu cintai, aku tidak akan pernah marah. Aku sudah bilang berkali-kali, aku setuju dengan pernikahan ini. Aku sangat tahu harapan besar keluarga besar Uchiha, aku tidak masalah.”

“Aku janji; dulu, sekarang, dan di masa depan hanya kamu yang aku cintai,” ucap Sasuke kembali memeluk tubuh Naruto ke dalam dekapannya. Namun, kini dari posisi depan sehingga wajah Naruto dapat bersembunyi dalam dada bidang Sasuke.

“Kamu harum, aku suka.”

Berkat udara yang semakin dingin, pelukan juga ikut semakin erat. Naruto sangat nyaman dalam pelukan Sasuke yang selalu hangat dan candu bagi dirinya selama ini.

“Rasanya aku ingin menikah lagi,” ungkap Naruto masih memeluk tubuh Sasuke dengan erat.

Lelaki yang lebih tinggi darinya itu kini menatapnya penuh selidik. “Kamu berniat untuk menikah lagi?”

Sayonara Memory | SasuNaru ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang