ASBI-011 Dipanggil Gus Abi

48 3 1
                                    


HAPPY READING

"Saya mau minta tolong sama kamu"

"Minta tolong apa?"

"Saya mau sekarang kamu pergi ke kamar mandi santriwati"

"Mau ngapain gus?" Tanya orang yang diseberang sana.

"Tadi ada santriwati lapor ke saya. Katanya ada santriwati baru ribut sama santriwati lama" Jelas gus Abi.

"Gus maksudnya gimana toh? tadi disuruh pergi ke kamar mandi santriwati, sekarang malah bilang ada santriwati ribut. Maksudnya gimana coba kalo ngomong tu jelasin jangan setengah-setengah" Ucap orang yang diseberang.

"Santriwatinya ribut di kamar mandi"

"Oalah gitu toh, eh bukannya kalo ada santri yang ribut itu urusannya langsung sama sampeyan. Kenapa jadi saya yang disuruh kesana?"

"Saya ini ikhwan. Kalo saya yang datang kesana nanti jadi menimbulkan fitnah" Ucap gus Abi.

"Astaghfirullah haladzim, afwan gus saya lupa kalo sampeyan ini ikhwan. Nanti yang ada kalo sampeyan yang datang kesana malah jadi fitnah"

"Yasudah cepat pergi kesana. Setelah itu bawa santriwati yang ribut itu keruangan saya"

"Nggih gus. Saya izin tutup telponnya. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Tutt..Tutt..Tutt

Panggilan pun berakhir. Gus Abi kembali duduk di kursi kerja nya. Sekarang ia sedang menunggu orang yang ditelepon tadi membawa santriwati yang ribut di kamar mandi.

"Astaghfirullah, Keysa. Apa kamu tidak puas dengan hukuman yang saya berikan ini? satu hukuman saja belum terlaksana full ini malah nambah hukuman lagi" Batin gus Abi.

****

"Eh lo ga usah marah-marah sama Wulan. Wulan itu ga ada urusannya sama kita!" Ucap Asa dengan nafas yang tidak beraturan.

"Dia emang ga salah. Tapi lo yang salah Asa!"

"Kalo gue yang salah. Kenapa tadi lo bentak Wulan? hah?!"

"Itu karena Lo!" Ujar Filza menunjuk Asa.

"Gue?" Ucap Asa sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Lo perempuan pembawa sial!" Teriak Filza.

"FILZA!"

Mereka semua kaget dengan suara yang barusan menyebut nama Filza. Bagaimana tidak, disaat sedang seru - serunya menonton keributan itu tiba-tiba ada suara Mbak Nisa yang teriak memanggil Filza.

"Maksud kamu apa bilang kalau dia itu perempuan pembawa sial ?" Tanya Mbak Nisa.

"Afwan mbak ini tidak yang seperti mbak lihat ko" Elak Filza. "Tadi kita cuma lagi bercanda aja. Iya kan Sa?"

"Bercanda bercanda. Otak lo tuh isinya bercanda semua" Sinin Asa "Lo pikir dengan cara lo bilang kaya gitu pantas? Lo hina gue? Lo belum tau si sifat asli gue kaya gimana"

ASBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang