HAPPY READING
Sebuah ruangan bernuansa putih dengan tirai berwarna putih. Asa terbaring lemah disana dengan wajah yang sangat pucat dan bibir yang sangat kering.
"Asa bangun nak" Ucap seorang perempuan yang mengenakan jubah putih dan membiarkan rambut hitamnya tergerai.
"Yah, aku takut Asa kenapa-napa" Lanjutnya.
"Tenang saja dia anak yang kuat. Dia pasti bisa melewati masa kritisnya" Ujar seorang pria yang juga mengenakan jubah berwarna putih.
Tak lama kemudian Asa terbangun dan terkejut menatap dua orang yang sudah ada didepannya.
"Ka-li-an?" Ucap Asa terbata-bata. Susah payah ia untuk mengucapkan satu kata tersebut.
"Ada yang sakit? dibagian mana?" Tanya wanita itu.
"Bun, Asa baru siuman loh jangan dulu diajak bicara"
"Ta-"
"Ini ayah sama bunda?" Tanya Asa untuk memastikan.
"Bukan ini hantu"
"Hah?"
"Udah tau ayah sama bunda malah nanya" Ucap bunda kesal.
Awalnya Asa tak percaya jika mereka adalah orang tuanya. Karena seingatnya orang tuanya telah meninggal dunia disaat ia pulang dari pondok.
"Bukankah kalian sudah meninggal?"
"Astaghfirullah haladzim. Lemes amat tuh mulut mau disumpel pake tisu iya?" Jawab ayah Iqbal kesal.
"Ya Allah aku udah ikhlasin ayah sama bunda, tapi kenapa mereka malah muncul dalam kehidupanku" Ujar Asa menunduk dan sedikit mengeluarkan air matanya.
"Kamu kenapa nangis? ada masalah? sini cerita sama bunda" Bunda Rosa duduk dipinggir kasur pasien kemudian menatap Asa.
"Kenapa kalian ada disini?" Lirih Asa.
"Maksud kamu? kamu ga suka kalo kami kesini?" Marah? jelas bahkan kini ayah Iqbal sedang menahan amarahnya.
"Aku kangen kalian..." Ucap Asa lemah.
"Aku pengen ikut kalian hiks.. kenapa kalian tega ninggalin aku sama bang Faiz" Lanjutnya.
"Maafin ayah sama bunda yang udah ninggalin kamu sama Faiz" Ujar ayah Iqbal.
"Aku ga butuh maaf dari kalian. Aku mau kalian kembali lagi seperti dulu layaknya orang tua aku sama bang Faiz"
"Maaf kami harus pergi. Dan... jaga diri baik-baik" Setelah mengucapkan kalimat tersebut. Ayah Iqbal menggenggam erat tangan kanan bunda Rosa dan berjalan mundur meninggalkan Asa seorang diri.
"Ayahh! Bundaa! jangan pergi hikss..." Teriak Asa. Ia turun dari tempat tidur dan berlari mengejar mereka.
Namun takdir berkata lain. Asa terjatuh ke lantai. Ia berusaha berjalan tertatih mengejar orang tuanya.
"AYAH! BUNDA!...." Teriak Asa.
"Sa, kamu gapapa?" Tanya seorang wanita paruh baya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASBI
Random[WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Abidzar Al-Ghifari Seorang Gus galak,cuek,dan tegas di Pondok Pesantren orang tuanya, lalu dijodohkan dengan seorang santri yang selalu mendapatkan hukuman karena kesalahannya. Keysa Munawafa Seorang santri nakal yang...