ASBI-015 Meninggal!

38 2 0
                                    

HAPPY READING


"Tapi kalo boleh jujur prank kalian bener bener rapi banget ya. Bahkan sampe bikin aku nangis" Ucap Asa menatap langit dengan mata sembabnya.

"Sa.."

"Kenapa?"

"Maaf" Lirih Faiz menatap sendu Asa.

"Buat apa minta maaf? malah aku senang bisa disambut kaya gini" Ucap Asa tersenyum tulus.

"-_-"

"Effort kalian buat bikin prank ini bikin aku terharu. Bendera kuning? Mobil Ambulance? Bahkan sampai ada banyak orang didalam rumah" Terharu? Jelas Asa sangat terharu dengan semua ini. Ia tidak menyangka keluarga nya akan membuatnya menangis hanya karena prank yang dibuat nya.

"Ayo kita masuk" Ajak Faiz memegang tangan kanan Asa

"Gas!"

Semua orang menatap Asa dengan tatapan terharu. Mereka tak menyangka gadis yang dulunya sering berpakaian kurang bahan sekarang malah menjadi gadis yang sangat tertutup.

Gamis berwarna hitam dengan panjang melebihi kakinya. Khimar berwarna senada dengan gamisnya yang menutupi hampir seluruh tubuhnya. Serta kaus kaki berwarna coklat yang membuatnya sudah seperti seorang ustadzah.

"Masyaallah Asa sudah sangat berbeda sekarang"

"Cantiknya"

"Pasti pak Ikbal dan bu Rosa bangga melihat anak perempuannya yang kini sudah seperti seorang ustadzah"

Kira-kira seperti itulah ocehan ibu-ibu didalam yang sedang membaca Yasin.

"Bang" Panggil Asa.

"Iya?"

"Aku kan udah tau kalo semua ini cuma prank. Tapi kenapa masih dilanjut?" Tanya Asa menatap kesal Faiz.

"Kita ke dapur yu, pasti kamu haus kan?" Ajak Faiz.

"Ta-"

"Udah ayo ayo kita minum" Ucap Faiz sambil menarik Asa untuk ikut dengannya.

Sesampainya di dapur ternyata ada bi Inah dan kang Maman yang tengah mengotak-atik dapurnya.

"Assalamualaikum" Ucap Faiz dan Asa berbarengan.

"Waalaikumsalam, eh den Faiz udah pulang?" Tanya kang Maman.

"Neng Asa nya dimana den?" Tambah bi Inah.

"Ini gue ada didepan kalian. Yakali badan segede gini ga keliatan, yang bener aja" Asa membatin kemudian menatap kang Maman dan bi Inah kesal.

"Ini Asa kang, bi" Jawab Faiz menunjuk Asa.

Kang Maman dan bi Inah menatap perempuan yang ditunjuk Faiz.

"Ini teh neng Asa?" Tanya bi Inah kepada Asa.

"Iya bi, ini Asa yang cantik, imut nan unyu. Masa bi Inah sama kang Maman ga liat Asa si?" Ucap Asa kesal menatap mereka berdua kesal.

"Neng.." Lirih bi Inah.

"Kenapa bi?" Tanya Asa.

Bi Inah dan kang Maman menatap Faiz dengan tatapan yang sulit diartikan. Membuat Asa mengernyitkan keningnya.

"Bi Inah sama kang Maman ngapain natap bang Faiz segitunya?" Tanya Asa.

"Eh ngga neng" Jawab kang Maman mewakili bi Inah.

"Oh iya aku sampai lupa. Aku kan udah tau kalo ini cuma prank buat nyambut kepulangan aku. Tapi kenapa orang-orang itu masih lanjut mengaji?" Tanya Asa untuk yang kedua kalinya. Ia menatap orang yang tengah mengaji Yasin didalam rumahnya.

ASBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang