"Ehh? Atsumu-san itu setter?" bingung Hinata. Karena awalnya ia mengira Atsumu adalah blocker karena perawakannya, dan mengira Kenma itu adalah libero, tanpa tahu dia harus mengaca terlebih dahulu karena dia juga kecil.
Setelah makan malam, mereka berkumpul di gym untuk saling sharing cerita atau sekedar untuk mengenal lebih dekat.
"Apakah aku terlihat seperti blocker?"
"Bahkan lebih terlihat seperti orang bodoh." Osamu menimpali. Atsumu yang ingin melempar sandal karet bergambar kodok untuk Osamu menjadi urung karena Kita menatap mereka dengan tatapan intimidasi. "Dasar kembar bodoh."
"Ne! Ne! Besok kan sudah mulai latih tanding, bagaimana setelah latih tanding kita ke kuil Suga-san!" ajak Hinata. Sugawara tersenyum lalu mengangguk, menyetujui usulan Hinata. "Pulangnya makan ramen, aku punya usulan kedai ramen enak." sahut Sugawara.
Hening.
Mereka tidak tahu ingin membahas hal apa, hanya ada suara ponsel masing-masing dan suara game dari nintendo milik Kenma. Sebenarnya, di otak kecil Hinata, ia ingin sekali bertanya banyak hal tentang voli. Sebagai anak yang ingin tahu, ia bahkan rela menunda makannya demi pengetahuan voli lebih dalam.
"Hinataaaa!" semua ikut menoleh kala Takeda memanggil Hinata dengan lantang, "Eh? Takeda-sensei? Nani?" Takeda mengambil nafas dalam-dalam lalu menunjukkan ponselnya pada Hinata.
"Tadi ada seseorang memberi aku pesan, awalnya aku acuh, tapi saat dia membahasmu di pesan tersebut langsung kubaca. Kau mengenal orang yang bernama Haru?" jelas Takeda dan diakhiri tanya di akhir katanya, awalnya yang lain bingung, kenapa membahas pesan sampai seperti ini? Sebegitu penting kah?
"Kalau yang kau maksud adalah Nanashima Haru aku mengenalnya, tapi kalau Haru yang lain aku tidak kenal," ujar Hinata. Takeda yang mendengar itu langsung menarik Hinata untuk keluar, "Minna! Pukul 11 sudah harus sudah mengosongkan gedung! Kami pergi." pamit Takeda pada yang lain.
Sedangkan yang lain menatap kedua pria mungil itu keluar dari gedung.
Obsesi
"Hinata, benar. Kau adalah sepupu dari Nanashima Haru?" Hinata mengangguki pertanyaan Takeda. "Nah, kau besok setelah latihan datanglah ke gedung Shimato dekat dengan stasiun, jika kau tidak tahu ajaklah salah satu anak yang kau percaya dan bisa menjaga rahasia, ingat satu anak saja," jelas Takeda.Hinata memiringkan kepalanya bingung, bahkan Takeda tidak menjelaskan maksud Haru untuk menemuinya dan apakah masalah itu benar-benar penting atau tidak.
Ah, Haru itu seumuran Hinata. Dia tinggal dengan nenek Hinata di sebuah pedesaan mengingat orang tuanya sudah tiada. Orang tua Hinata awalnya menawarkan untuk tinggal bersama mereka bersama nenek, tapi menolak dan memilih tinggal di desa. Perawakannya tinggi, sama seperti Tsukishima, rambutnya hitam legam dengan mata berwarna sebiru langit. Dia sepupu Hinata dari pihak ibu. Terakhir mereka bertemu itu 1 tahun lalu saat Hinata dengan keluarganya mengunjungi nenek dan Haru saat malam natal.
"Aku akan mengajak Kenma saja, terimakasih Takeda-sensei. Jja, kalau begitu aku akan kembali untuk mengabari Kenma, tata!!!" Hinata lari kembali menuju penginapan meninggalkan Takeda yang menatapnya dengan datar.
"Sudah saatnya,"
Obsesi
"Ada apa Shoyo?" Kenma yang hendak tidur tertunda mendengar suara ketukan pintu, awalnya ia akan marah jika itu teman seclubnya tapi urung karena itu Hinata.
"Ne, Kenma. Bagaimana kau temani aku besok ke rumah saudaraku? Aku sudah dapat izin dari Takeda-sensei," tanya Hinata dan langsung diberi anggukan oleh Kenma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi [Hinata Harem]
RandomHinata Shoyo, tidak akan menyangka jika hidupnya seperti berada di sangkar, namun sangkar emas yang berkilau. membuatnya tidak bisa bergerak bebas di udara. latih tanding yang awalnya menyenangkan dan panas menjadi neraka bagi semua, untuk hinata ya...