Chap 6

664 46 6
                                    

Entahlah.

Hinata tak mengerti suasana keduanya. Errr... Bagaimana mengatakannya?

Mereka dilanda canggung di dalam bus, setelah selesai berciuman mereka saling diam. Tidak tahu juga ingin membicarakan apa, orang canggung pikirannya kemana-mana.

Hinata berdehem, "E-ehm! Kenma, bisakah aku meminjam pundakmu? Aku ingin tidur, masih sedikit lama dan aku mengantuk," halah alesan aja si Hinata, aslinya modus, si Kenma juga ngangguk tuh, ga baik menolak rezeki ya kan.

Mereka akhirnya tidur dengan tenang sembari menunggu halte yang dituju.

Obsesi.

Sedangkan di gym, Sugawara udah muring-muring nyari anaknya. Karena Hinata tidak pamit pada anggota Karasuno manapun. Yaku yang dipamiti, padahal mamanya siapa coba. Buat Sugawara bombastic side eye ke Yaku.

"Ya seharusnya Hinata juga pamit kepadaku, secara aku mamanya," Yaku dan Iwaizumi yang tadi mencoba menenangkan memandang datar si 'mama' Karasuno ini.

"Ya baiklah Mama, sekarang suruh anak-anakmu mandi. Makin mirip sekali dengan gembel anakmu itu," Iwaizumi menunjuk Nishinoya, Tanaka, Kageyama, Tsukishima, dan Yamaguchi yang bermain dengan anak-anak lain. Bermain petak umpet. Padahal bisa bermain secara tenang, namun? Ini gaya anak voli.

Yaku mendekati mereka. "Woy, mandi sana dan bersiap untuk makan siang. Hari ini ada kari, tumis toge, dan telur mata sapi. Untuk penutupnya kali ini Ushijima baik hati memberi sokongan, minum seperti biasa jus jeruk, dan  dessertnya adalah shortcake," ujar Yaku pada anak-anak disana.

Mereka segera berhambur dan mengambil baju agar tidak lama mengantri. Sebenarnya tidak akan mengantri, mengingat dalam satu penginapan ada 10 kamar mandi.

Yaku, Iwaizumi, dan Sugawara memilih mandi terakhir. Para mama ini akan mengalah karena ingin mengobrol juga sedikit.

"Kemarin, aku melihat Takeda-sensei berbicara dengan seseorang di telfon. Dan berkata tentang Hinata, masalahnya percakapan mereka terdengar sangat ambigu saat kudengar," ucap Yaku. Dia melempar kerikil ke sungai.

"Takeda-sensei bahkan mengumpat, mengingat dia sangat pemalu dan mudah tersipu, aku jadi tidak berpikir bahwa semua orang bisa mengumpat,"

"Takeda-sensei berkata masalah 'nenek tua' di telfon dan menanyakan keadaanya, dan berkata Hinata akan datang bersama teman kucingnya yang kita tahu, itu adalah Kenma. Dan bertanya, 'kenapa kau terlihat obsesi sekali dengannya,' aku berpikir orang yang ada di telfon itu sangat menyukai Hinata sampai segitunya, dalam konteks... Mengerikan? Ayolah ini sebuah obsesi," Iwaizumi dan Sugawara masih mendengarkan, walaupun mereka merasa sangat janggal.

"Kemarin, aku bertanya kepada Hinata siapa calon suaminya, dan berkata jika calon suaminya ada di antara kita. Ia diberitahu oleh sepupunya, tapi calon suaminya tahu jika dia akan menikah dengan Hinata," lanjutnya.

Sugawara awalnya mengangguk menjadi kaget. "HAH!? CALON SUAMI?" kagetnya. Iwaizumi reflek menampar mulutnya karena kaget. "Aw! Ittai! Iwaizumi, kau jahat!" serunya memegang bibirnya yang sedikit merah.

Iwaizumi memandangnya datar, "Itu reflek, kau seperti Babikawa karena suka mengagetkan orang," jawabnya santai dan mereka kembali menyimak Yaku.

"Aku berpikir jika 'calon suami' Hinata ini orang yang tenang. Saat yang lain berebut Hinata, dia tahu jika Hinata hanya akan menjadi miliknya. Seolah sudah memberikan spoiler, yang kutahu bukan dari Nekoma," Yaku terlihat percaya diri.

"Kenapa kau begitu yakin? Jika itu benar Kenma?" Yaku menggeleng. "Kenma itu agresif, dan ekspresinya yang mudah dibaca. Dan yang kutahu, Hinata tidak mengenal keluarga Kenma sedalam itu," sambungnya.

Obsesi [Hinata Harem]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang