Chap 8

714 30 7
                                        

"Hinata!"

Semua anggota voli langsung berseru melihat si pemilik nama yang masuk ke gym. Bersama Kenma yang membuntuti dari belakang, mukanya memerah dan dia terus menunduk seakan-akan bermain dengan nintedonya. Para 'calon' suami Hinata pun yang melihat seolah teringat hal tadi langsung ikut bersemu terkecuali Akaashi yang tampak datar dan biasa saja.

"Hora minna, aku dan Kenma tadi hanya sebentar di rumah nenek, karena nenek akan pergi untuk pertemuan keluarga. Ne aku membawa oleh-oleh untuk kalian!" Hinata memperlihatkan kantong plastik berisi mochi dan buah-buahan yang ia beli.

Tidak ada yang bergeming, semuanya masih ada di tempatnya masing-masing. Membuat Hinata dan Kenma bingung.

"Minna? kalian tidak mau?" tanya Hinata.

Semua yang awalnya diam tak bergeming langsung tersadar. "Kemarilah Hinata, kita makan bersama," Sugawara menuntun Hinata dan Kenma untuk duduk bersama 'mama' yang lain dan bercerita sambil makan oleh-oleh yang di bawa Hinata.

"Kenapa kau tidak izin padaku Hinata, kau tidak tahu ya jika aku cemas sekali. Untung saja Yaku memberi tahuku," omeh Sugawara saat mereka sudah duduk bersama. Hinata sih hanya menggaruk lehernya gugup, tidak tahu ingin menjawab apa.

Yaku yang tahu akhirnya mencairkan suasana dan mulai perbincangan santai sembari memakan banyak makanan yang dibawa Hinaga.

Sedangkan di tempat lain, para biang volly sedang mengobrolkan 'sesuatu' penting di pojok dekat keranjang bola. Katanya sih sangat penting, bahkan Bokuto yang biasanya bercanda sekarang tampak berwajah serius.

"Apa kalian percaya ini sungguhan? Maksudku.. kalian coba pikirkan saja, Hinata yang nontabenya pria, dijodohkan sesama 'pria' dan 5 sekaligus? Bukan aku ingin menyalahkan garis keturunan mereka, namun ini janggal sekali," ungkap Kuroo membuat semua kembali berpikir.

Coba saja kalian pikirkan bagaimana saudara, orang tua Hinata yang hanya menikahi 1 orang sedangkan Hinata harus menikah dengan 5 orang sekaligus. Bahkan, orang-orang ini termasuk orang paling pendiam dan tidak banyak polah saat bertemu, ah terkecuali Kageyama ya.

"Apakah keluarga Hinata menerima semua 'pria' yang ada hanya untuk dimanfaatkan?" asumsi Oikawa, semua terkejut dan kembali memikirkan hal tersebut dan terdengar sedikit masuk akal. Maksudku, hei, bagaimana keluargamu menerima 5 calon sekaligus?

"Menurutku, ini seperti 'balas dendam'?" ujar Bokuto membuat semua menatapnya bingung, karena kata-kata yang keluar dari mulutnya tak pernah benar sama sekali.

"Begini, jika aku menjadi keluarga Hinata. Aku memiliki musuh dari buyutku, contohnya jika nenek Hinata memiliki musuh dan nenek Hinata sudah meninggal tapi dendamnya belum terbalaskan, dan ini adalah dendam keluarga sejak lama, apa yang akan kalian lakukan?"

"Balas dendam tentunya. Jadi, jika aku Hinata, aku akan mencari informasi keluarga itu, dan mereka memiliki anak yang seumuran dengan Hinata dan belum menikah, ini adalah peluang besar. Aku akan mendekati incaranku, dan semakin dekat, membuatnya jatuh di tanganku. Lalu... gotcha! dia terjebak," semua mendengarkan dengan seksama.

"Ada 2 opsi, dia sendiri yang datang kepadaku, atau aku harus memancingnya untuk keluar. Ketika kami sudah di tahap akhir, sedemikian rupa aku akan menjalankan kewajibanku dengan baik agar dia tidak curiga. Saat dia lengah, dan boom! lancarkan aksimu," akhirnya membuat yang lain memijat pelipisnya.

"Terlihat rumit, aku masih tetap dengan perkataan Oikawa," ucap Kuroo dan dibenarkan oleh yang lain.

"HE!? PADAHAL ITU JUGA MASUK AKAL, kalian tahu? Hinata cukup tertutup soal keluarganya,"

"Tidak juga, tuh,"

Tanpa disadari, ada seseorang yang mendengar pembicaraan mereka dan membenarkan letak kacamatanya.

Obsesi [Hinata Harem]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang