Maybe Happy Ending (1)

363 22 8
                                    

Kata orang cinta pertama adalah cinta yang sulit dilupakan, tapi bagi seorang Giselle Sanders, cinta yang tak sampai justru yang sulit dilupakan.

Bisa dilihat sebagai contoh, bagaimana cinta seorang Severus Snape kepada Lily Evans, cinta Snape tidak pernah sampai pada wanita itu, hingga wanita itu mati pun ungkapan cinta belum pernah keluar dari bibirnya.

Berbicara tentang cinta, seorang Giselle sama bodohnya dengan Snape, sudah berapa kali pria itu menolaknya, tapi Giselle tetap tidak pernah mau menyerah. Jika Lily bisa sangat membenci Snape saat dihina dengan sebutan "darah lumpur", maka Giselle berbeda, dirinya malah bahagia mendapatkan hinaan itu, apa yang dia katakan?

"Akhirnya kau mau berbicara denganku!" Ucap Giselle girang.

Flashback

"Hi Snivelus, mau bermain dengan kami?" Tanya James usil.

"Kau ada-ada saja James, mana mungkin kita bermain dengan si konyol ini?" Ucap Sirius sambil menyentuh jijik jubah Snape dengan ujung jarinya.

James tergelak, "Hahaha, kau benar sobat, manusia sepertinya tidak level bermain dengan kita." Ucap James dengan seringai mengejek.

Peter dan Remus hanya diam tidak mengikuti James dan Sirius yang mengejek Severus.

"Hentikan ocehanmu James, kau lebih buruk dari pada orang yang kau hina." Teriak Giselle yang entah muncul darimana.

James bertepuk tangan, "Wow,  ternyata kekasihnya datang."

"Dia bukan kekasihku." Ucap Snape buru-buru.

"Lihat, pacarnya tidak menganggapnya." James Tertawa, "Kau sungguh bodoh Snivelus, betapa beruntungnya dirimu di cintai oleh anak dari orang terkaya di Inggris dan juga lihat wajahnya sangat cantik." Ucap James sambil menilai Giselle dari atas ke bawah, ya memang bisa dibilang Giselle memiliki paras yang rupawan, bola matanya yang sebiru laut dan kedua pipinya yang dihiasi lesung pipi

"Sangat disayangkan Giselle, lebih baik kau meninggalkannya, karena selera Severus bukan gadis cantik, namun lelaki tampan." Ejek James yang semakin menjadi.

"Lebih baik jangan ikut campur Nona Sanders, kau tidak perlu membela pria sepertinya, gadis sepertimu tidak pantas berurusan dengan si jelek Snape." Sarkas Sirius sambil terus memandang rendah Snape.

"Aku masih punya otak asal kalian tahu, lebih baik aku menjauhi manusia bodoh seperti kalian, yang hobinya membuat keonaran. Ayo Severus kita pergi dari sini." Ucap Giselle yang menahan emosinya sambil menarik tangan Snape agar menjauhi James dan gank nya.

...

"Lepaskan tanganku." Ucap Snape mencoba menghempaskan tangan Giselle yang masih menggenggam tangannya.

"Okay." Ucap Giselle sambil terus memperhatikan Snape yang terlihat risih saat bersamanya.

"Mengapa kau selalu muncul di hadapanku?! Apa kau tidak memiliki pekerjaan?" Tanya Snape berapi-api.

"Banyak sebenarnya, salah satunya adalah mengawasimu." Ucap Giselle.

"Aku? Kau awasi? Kau gila? Apa urusanmu denganku?" Marah Snape.

Giselle tak bergeming.

"Tolong, jangan menambah bebanku. Sudah cukup aku dengan masalahku sendiri, tidak perlu menambahkannya. Kau tahu kau adalah wanita terendah yang pernah aku temui, apa kau tidak memiliki harga diri dengan mengejar-ngejar pria yang jelas-jelas tidak menyukaimu? Apa cita-citamu ingin menjadi pelacur dengan terus merendahkan dirimu di hadapan pria? Apakah harta ayahmu tidak sanggup membiayaimu sampai kau dewasa sehingga anaknya memiliki cita-cita mulia dengan menjadi seorang pelacur?" Ucap Snape tanpa jeda.

Untold Story (Severus Snape)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang