The miracle we met (1)

291 21 8
                                    

"Bagaimana tidurmu Angela?" Tanya seorang pria yang duduk di sofa single menghadap ke arah ranjang yang sedang di tiduri oleh seorang wanita.

"Bagaimana aku bisa disini? Apa yang kau lakukan denganku Severus?" Panik gadis yang memiliki nama lengkap Angela Lovewood saat mendapati dirinya bersama salah satu rivalnya saat di sekolah dulu.

"Memang apa yang dilakukan oleh seorang pria dan wanita di dalam sebuah penginapan?" Tanya Snape menatap langsung ke manik kelabu milik gadis di hadapannya.

"Kau! Sialan! Mengapa kau membawaku kesini hah?!"

"Wow, tidak usah emosi seperti itu nona Lovewood. Bukankah semalam itu kau tidak berhenti meneriakkan namaku? Mengapa sekarang kau mengumpatku?"

"Sejak kapan aku meneriakkan namamu? Menyebutnya saja aku tidak sudi." Ucap Angela memalingkan wajahnya.

"Kau tidak pernah berubah rupanya. Selalu mencela orang dengan sesuka hatimu."

Angela tak bergeming.

"Kau dengan entengnya memaki seseorang tanpa pernah menyadari bahwa dirimu tidak lebih baik dari mereka. Sepertinya kau tidak pernah mendapatkan pelajaran di hidupmu. Apa ini saatnya untuk aku memberimu pelajaran itu?" Tanya Snape melangkahkan kakinya menuju ranjang dimana Angela berada.

"Menjauhlah! Jangan berani-beraninya mendekat!" Maki Angela berusaha menggeser tubuhnya agar menjauh, "Ouch!" Angela meringis, dirinya menyibakkan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya dan mendapati kaki kirinya ditutupi oleh gips dan dibalut perban.

"Masih berani mengumpati orang yang sudah menolongmu dari maut?"

"Ada apa dengan kakiku?"

"Kau tidak mengingatnya?"

"Cepat jawab saja, tidak perlu ikut bertanya." Kesal Angela.

"Apa itu caramu berterima kasih?"

"Begitu pentingkah kata-kata itu untukmu?" Yang tidak mendapat respon dari Snape.

"Baiklah, terima kasih Severus Snape. Puas?!"

Snape menggeleng, "Aku baru pertama kali mendengar ucapan terima kasih sebegitu tidak tulusnya."

"Aku tidak punya waktu untuk meladenimu. Aku ingin ke toilet." Ucap Angela berusaha menggeret tubuhnya agar bisa bergeser ke tepi ranjang.

Namun, saat akan berdiri gadis itu kesulitan.

Snape membuang tatapannya pura-pura tidak tahu.

"Apa kau tipe pria tidak peka?! Tidak bisakah kau membantuku berjalan?"

"Aku tidak menerima permintaan tolong dengan kalimat seperti itu."

"Arggh, persetan Snape. Aku sudah tidak bisa menahannya! Cepat bantu aku!" Geram Angela.

Mau tidak mau Snape membantu wanita keras kepala di hadapannya, Snape menyangga tubuh gadis itu dengan memegang pinggulnya.

"Jangan cari kesempatan." Geram Angela yang merasa tangan kanan Snape tidak hanya memegang pinggulnya namun mengelusnya juga.

"Baiklah, aku akan melepaskannya." Ucap Snape sambil melepaskan rangkulan tangan Angela dibahunya dan juga tangan kanannya yang menyangga tubuh gadis di sampingnya.

Angela mulai limbung merasa kakinya tidak bisa menyentuh lantai dengan benar.

"Snape, tolong aku." Rengek Angela meraih lengan Snape untuk berpegangan.

"Ckk, masih perlu bantuan orang lain rupanya. Tadi saja sok bisa mengatasinya sendiri." Ledek Snape.

"Simpan ejekanmu itu." Kesal Angela.

Untold Story (Severus Snape)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang