Maybe Happy Ending (2)

212 20 10
                                    

"Kenapa kau tidak bilang bahwa guru yang kau maksud itu Professor Snape?" Tanya Giselle dengan ekspresi kesal pada ponakannya.

"Memang bibi pernah bertanya?" Tanya Violetta memasang wajah bingung karena tidak mengerti kenapa bibinya harus sekesal ini padanya.

"Karena jika aku tahu kalau yang kau maksud itu dia, aku tidak akan sudi datang menemuinya." Semprot Giselle yang sudah tidak mampu menahan kekesalannya.

"Tapi kenapa? Apa bibi juga punya masalah dengannya? Apa bibi pernah dikatakan bodoh juga seperti kami?" Tanya Violetta yang penasaran.

"Lebih dari yang kau bayangkan, asal kau tahu." Geram Giselle yang langsung pergi meninggalkan ponakannya yang masih dalam tanda tanya besar.

...

"Apa rencanamu berhasil?" Tanya anak laki-laki bernama Zayn.

"Ya, apa kakekmu berhasil mengganti Professor Snape?" Tanya siswa lain menimpali.

Violetta menghela nafasnya, "Sorry guys, kali ini aku belum berhasil. Kalian tahu, power dia lebih dari dugaanku." Ucap Violetta merasa bersalah.

Satu kelas yang mendengar hal itu pun sama-sama menghela nafas panjang, mungkin sudah takdir mereka untuk menghadapi monster seperti Professor Snape hingga lulus.

Gubrak. Pintu terbuka dengan keras dari luar, menampilkan sosok yang baru saja mereka bicarakan.

Seketika suasana kelas menjadi hening dan mencekam. Para siswa mulai mengalihkan tatapannya dari Violetta menjadi ke arah buku-buku mereka, berusaha terlihat sibuk belajar.

"Aku tidak mau ada mantra bodoh dari anak-anak tengil di kelasku. Sekarang siapkan kuali kalian dan lekas praktikan cara membuat ramuan yang telah kalian pelajari minggu lalu. Aku tidak mau ada satu pun dari kalian yang gagal, karena kalau sampai gagal, detensi di hutan terlarang siap menunggu kalian semua." Ucap Snape sambil menatap satu persatu siswa/i nya.

Para siswa/i mulai terlihat sibuk membuat ramuan mereka, walaupun masih ada juga yang terlihat bingung dan kesusahan mengingat dan mencampur ramuannya.

"Bagaimana nona Sanders? Bisa mengerjakannya? Jangan sampai kinerja otakmu tidak bisa mengimbangi keahlianmu dalam menghasut seseorang untuk berbuat sesuai maumu. Contohnya seperti menghasut kakekmu untuk mengganti gurumu." Ucap Snape bukan hanya menyindir namun langsung pada intinya.

Violetta memasang wajah kesal, gurunya yang satu ini memang sangat menyebalkan.

"Segera masukkan ramuan kalian ke dalam botol dan letakkan diruanganku, aku akan memeriksanya nanti, tunggu dan lihat bagi siapa saja yang gagal, aku tidak main-main dengan detensiku." Ucap Snape yang langsung keluar dari kelas.

...

"Kenapa harus Snape lagi." Ucap Giselle pada dirinya yang mulai merasa terganggu sejak pertemuannya kembali dengan Snape.

"Sembilan belas tahun aku menghindarinya dan aku berhasil melupakannya. Kenapa sekarang hanya dalam waktu kurang dari satu jam dia berhasil masuk dan mengusik ketenanganku lagi." Batin Giselle yang merasa frustasi. Dirinya mengingat kembali pertemuan mereka untuk pertama kalinya setelah sembilan belas tahun.

Flashback.

"Hi, Nona Sanders, sudah lama tidak bertemu setelah kelulusanmu." Ucap Dumbledore menyambut tamunya yang merupakan mantan muridnya dulu di Hogwarts.

"Professor Dumbledore. Aku sungguh senang bertemu denganmu kembali. Bagaimana kabarmu?" Tanya Giselle ramah.

"Seperti yang kau lihat. Aku sangat baik di usia senjaku. Silahkan duduk." Ucap Dumbledore.

Untold Story (Severus Snape)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang