Sudah lama ia tak merasakan hidupnya menyenangkan dan lebih berwarna. Dulu hidupnya suram dan kelabu.
Gara-gara taruhan demi mendapatkan 5 juta yen itu.
Karin mengenal Ten saat gadis itu tampil bersama klub Tari Modern di acara Festival Budaya tahun pertama yang berakhir ribut bersama ibunya di halaman sekolah.
Karin bukan orang yang penasaran dengan kehidupan orang lain. Ia bisa saja melupakan Ten dalam sekejap. Namun selepas libur Tahun Baru, Ten menjadi sosok yang berbeda.
Ten yang biasa menguncir ekor kuda rambut hitam panjangnya seketika membiarkan tergerai. Ten yang biasanya mengenakan seragam sesuai standar sekolah, mengecilkan seragam hingga memendekkan roknya. Kancing atas kemejanya juga dibiarkan terbuka. Dan Ten yang biasanya nyaris tak merias wajah, merias wajahnya dengan warna mencolok.
Kaget dengan penampilan Ten yang berubah. Karin jauh lebih kaget lagi saat Ten berkali-kali dibawa ke ruang guru karena kedapatan membawa rokok saat razia dadakan dari OSIS atau ketiduran hingga membolos saat jam pelajaran berlangsung.
Karin memang tak sekelas dengan gadis itu. Tapi ia tahu Ten sebelumnya tidak begitu. Ia bahkan tahu Ten termasuk ke dalam murid terbaik saat ujian masuk SMA Sakurazaka dan tidak pernah meleset dari peringkat 20 besar selama ujian.
Semenjak Ten berubah, peringkatnya terjun bebas. Karin menyaksikan itu di mading dalam kerumunan. Orang-orang membicarakan Ten. Ten juga di sana dan tampak acuh.
"Itu tempatku! Aku suka!" Serunya santai sembari bercanda dengan teman-temannya.
Lalu ia meninggalkan kerumunan tanpa beban dan rasa kecewa.
Selain terjebak dengan Ten di kelas yang sama, Karin juga sering terjebak di ruang guru bersama Ten. Bedanya, Ten diberi ceramahan oleh wali kelas mereka dan Karin diberi tugas mengoreksi PR-PR Matematika milik teman-teman sekelasnya. Bila wali kelasnya ada keperluan sampai harus meninggalkan keduanya, mereka tidak berbicara sama sekali. Karin sibuk dengan tugasnya dan Ten sibuk memainkan kursi putar dalam kebosanan.
Mereka pun sekelas. Tapi mereka tidak kenal dan dekat secara cepat. Karin ingat Ten dan teman-temannya sering mengejeknya "Budak Guru" setiap kali Karin hendak keluar kelas di jam istirahat sambil membawa buku-buku PR milik murid di kelas.
Karin terkadang jengkel, tapi ia bersikap masa bodoh. Saat wali kelasnya meminta ia membantu Ten mengejar ketertinggalannya di kelas, Karin meluapkan kejengkelannya. Karin balas mengejeknya dan menekannya dengan meminta imbalan 5 juta yen. Ten cukup terbawa emosi dan menganggap uang segitu tidak ada apa-apanya, sesuai dugaan Karin.
Sebenarnya Karin cukup kaget melihat Ten semakin hari semakin serius mengikuti bimbelnya. Tapi bila dipikir-pikir lagi, inilah Ten sebenarnya. Ten yang sebenarnya bukan anak badung sungguhan. Ten yang sebenarnya hanyalah anak lugu yang sedang mencari perhatian karena kemauan terbesarnya tidak dituruti. Ten hanya melampiaskan rasa marah dan kecewanya dengan mengubah dirinya, namun dia tidak benar-benar meninggalkan jati dirinya. Ten anak yang jujur dan bebas.
Karin cukup iri pada Ten. Karin tidak sama seperti Ten. Ia tidak sejujur Ten. Perasaannya tidak sebebas Ten. Dan ia tidak bisa melampiaskan perasaannya pada dirinya atau sekitarnya. Ia harus tetap terlihat baik di depan orang lain meski ia bukan anak yang baik.
Makin lama di dekat Ten rasanya hangat. Sudah lama ia tidak merasakan ada warna di hidupnya sampai ia melupakan beban yang ia pikul setiap hari.
Karin membiarkan Ten menyukainya. Ia juga membiarkan dirinya menyukai Ten. Padahal itu tidak boleh.
Rasa tembakau dari rokok yang mereka hisap tadi yang bercampur dengan aroma ceri dari lipbalm masing-masing memenuhi setiap ciuman keduanya.
Ten pernah bilang ciuman mereka terasa memabukkan tapi bikin candu. Karin juga berpikiran sama. Saat SMP Karin juga pernah berciuman dengan teman sekelasnya, tapi rasa mabuk dan candunya jauh lebih rendah dari saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Freedom
FanficTen membuat perjanjian pada Karin, bila Karin berhasil membuatnya masuk ke peringkat 10 besar seangkatan, ia akan membayar 5 juta yen pada gadis itu. Tetapi bila gagal, Karin harus keluar dari SMA Sakurazaka. Semenjak perjanjian itu diresmikan, Ten...