"Jika kau terus seperti ini, aku akan mematikan panggilan telepon ini." Lee Binna sudah cukup kesal dengan keisengan laki-laki yang ada dibalik panggilan telepon ini. Hari ini sudah cukup banyak yang terjadi dan hal itu sangat membuat energi Lee Binna cukup terkuras.
"Hahahaa... arasseo-arasseo (baiklah-baiklah). Jadi bagaimana keadaanmu?" Tanya laki-laki itu dengan nada yang berbeda dari sebelumnya. Kali ini dengan nada yang santai.
Lee Binna mengerutkan keningnya. Dia menjauhkan ponselnya sebentar dan berusaha memastikan lagi siapa penelpon ini. Di layar ponselnya terpampang jelas nama Kim Mingyu. Dan Lee Binna sendiri yakin jika suara penelpon yang sedari tadi menggodanya adalah Kim Mingyu juga.
"Bukankah kau tadi juga ikut ke rumah sakit?" tanya Lee Binna padanya. Dia memastikan lagi karena dia yakin jika Kim Mingyu juga ikut tadi.
"Eung, aku juga ikut. Jadi bagaimana keadaanmu sekarang?" Kim Mingyu mengulang pertanyaannya lagi.
"Ya! Nan gwenchanna (aku baik-baik saja)... Kalian saja yang alay membawaku ke rumah sakit ini mana di ruang VVIP juga. Bisa-bisa aku mati karena kesepian disini." Lee Binna meluapkan semua kekesalannya kepada Kim Mingyu.
"Haruskah aku beralasan untuk tidak mengikuti agenda kali ini?"
"Neo Michyeosseo (kau gila)??!! Ya! Kau ini seorang idol. Kau harus tahu prioritasmu adalah fans mu sendiri. Aish, aku tidak menyangka kau punya pikiran sependek ini. Badan aja yang gede..." celoteh Lee Binna.
"Nugu (siapa)?" suara Jeon Wonwoo masuk ke dalam panggilan telepon ini.
"Binna. Apa kau ingin mengatakan sesuatu padanya?" Kim Mingyu terdengar menjauhi ponselnya.
"Ani (tidak perlu). Kau bicara saja dengannya dia pasti kesepian." Jeon Wonwoo sangat paham keadaan Lee Binna sekarang.
"Baiklah kalau begitu." Kemudian suara Kim Mingyu terdengar mendekat. "Jadi apa ada yang kau inginkan di Jepang? Aku akan mencoba mencarinya jika kau ingin sesuatu..."
"Molla (aku tidak tahu). Aku sudah lama tidak ke Jepang jadi aku tidak tahu apa yang sedang trendy disana." Lee Binna juga bingung dengan pertanyaan ini. Tapi sejujurnya Lee Binna sedikit teringat tentang Choi Seungcheol yang tadi bertanya tentang hal itu juga kepadanya.
"Bagaimana dengan pita rambut? Bukankah kau dulu sangat suka dengan pita rambut?" Kim Mingyu sepertinya mengingat Lee Binna yang dulu.
"Nugu (siapa)?" Kini suara orang lain kembali masuk ke dalam panggilan telepon ini.
"Binna." jawab Kim Mingyu pendek.
"Oh dia sudah bangun??" Kwon Soonyoung terdengar terkejut. "Anyeong Binna-yah!" suara Kwon Soonyoung menggema di telinga Lee Binna.
Lee Binna sampai harus menjauhkan ponselnya dari telinganya. Sebaiknya dia menggunakan layanan loudspeaker ketimbang meletakkan ponselnya tepat di telinganya.
"Anyeong sunbae," sapa Lee Binna bersahabat.
"Bagaimana keadaanmu? Kau pasti masih lemas ya? Bagaimana kalau kita video call? Akan lebih baik jika kita bisa-"
"Hyung, tangan Lee Binna kan baru saja di infus. Nanti jika dia lelah bagaimana?" Kim Mingyu mengingatkan.
"Oh iya aku lupa. Kalau begitu telfon saja sampai kau benar-benar pulih. Jadi bagaimana keadaanmu? Apakah perawatan dari dokternya sudah cukup?" Kwon Soonyoung membombardir pertanyaan kepada Lee Binna.
"Keadaanku sudah cukup baik dan-"
"Nugu (siapa)?" sebuah suara lagi masuk ke dalam panggilan ponsel. "Ah Lee Binna Noona?! Kemarikan ponselnya, hyung!" Kini suara Lee Chan masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, I'm Shadow of You
Fanfic"Jadi apa kau membenci Jeonghan?" Lee Binna menggeleng lemah. "Aku tidak akan pernah bisa membenci Jeonghan oppa. Aku tidak bisa membencinya. Aku tidak bisa." "Wae? Kenapa kau tidak bisa membencinya?" Choi Seungcheol terlihat penasaran. "Karena dia...