Lee Seokmin terlihat sedang duduk di salah satu cafe yang ada di sudut kota Seoul. Namun sepertinya dia tidak sendiri karena di mejanya terdapat dua ice americano dan beberapa cake kecil yang sebagian sudah sempat dimakan sebelumnya. Sembari duduk tenang, dia juga mengikuti alunan lagu yang kebetulan terputar memenuhi cafe ini. Lagu dari sunbaenim nya. Kyuhyun yang berjudul Was It Love.
"Kenapa Jihoon oppa tidak ikut juga?" tanya seseorang wanita yang datang menghampirinya. Wanita itu tak lain adalah Lee Binna. Ia mengambil duduk tepat disebrang Lee Seokmin.
"Jihoon hyung sedang sibuk berdiskusi tentang comeback kita. Kau sendiri, kenapa kau pulang sendirian dan tidak ditemani oleh Sekretaris Hwang?" Lee Seokmin melempar pertanyaan balik kepada Lee Binna.
"Ahh, ada beberapa hal yang harus dia kerjakan di China. Jadi aku sendirilah yang pulang kesini. Toh juga disini ada oppa dan Jihoon oppa yang selalu menjagaku." Lee Binna mengambil garpu kecil dan memotong tiramissu yang ada diatas meja. Dia memakan tiramissu tersebut lahap.
Lee Seokmin mengangguk-anggukkan kepalanya beberap kali menandakan dia mengerti maksud Lee Binna. "Apa kau sudah menghubungi Seungcheol hyung?" tanyanya mengingatkan.
Lee Binna menggeleng cepat. "Aku akan mengabarinya nanti. Oppa jangan sampai keceplosan tentang aku yang sudah pulang ini. Biar aku saja yang nanti mengabarinya, ara(kau mengerti)?"
"Arasseo(aku mengerti). Geundae(tapi), kenapa dia tidak boleh tahu kau sudah kembali ke Korea?" tanya Lee Seokmin penasaran.
"Aku mengatakan padanya jika aku kemungkinan hanya pergi seminggu saja tetapi aku sudah kembali setelah lima hari. Jadi aku memutuskan untuk menggunakan dua hari sisanya dengan melakukan apa yang ingin aku lakukan." Lee Binna kini menyesap ice americano nya.
"Memangnya apa yang ingin kau lakukan?" tanya Lee Seokmin lagi.
Lee Binna mengendikkan kedua pundaknya bersamaan. "Molla(entahlah), menurut oppa sebaiknya apa yang dilakukan orang yang mau mati?"
"Michyeosseo(kau gila), Binna-yah bukankah Dr. Min mengatakan jika masih ada persentasi kau baik-baik saja setelah melakukan operasi nanti?" Lee Seokmin terdengar kesal. Bagaimana tidak, dia melihat orang yang disayanginya terlihat putus asa.
"Bahkan persentase hidupnya lebih kecil daripada persentase kematian di atas meja operasi." Lee Binna membuang tatapannya keluar jendela.
Lee Seokmin meneguk salivanya berat. Tentu saja dia ingat bagaimana penjelasan Dr. Min terkait kondisi Lee Binna. Hanya saja dia lupa jika hal tersebut bisa mempengaruhi mental temannya satu ini.
"Apa aku bisa menepati janjiku bersamanya? Apakah aku bisa pergi bersamanya? Itulah yang selalu aku pikirkan selama semingguan ini. Itulah mengapa aku tidak ingin menghubungi Seungcheol oppa terlebih dahulu. Aku... aku tidak ingin dia lebih menderita jika nanti operasi itu gagal pada akhirnya." lanjut Lee Binna lirih.
Lee Seokmin langsung menoleh ke arah Lee Binna. Dilihatnya wajah temannya itu yang sangat sendu. Andai saja penyakit itu tidak datang mungkin dia bisa melihat senyum merekah di wajah temannya itu dan juga hyungnya yang selalu mencintai temannya itu.
Kemudian terdengarlah sebuah nada dering panggilan telepon yang berasal dari ponsel Lee Seokmin. Lee Seokmin yang tadinya meletakkan ponselnya di atas meja langsung menerima panggilan telepon tersebut yang berasal dari Boo Seungkwan.
"Hyung... bisakah kau datang ke apartemenku?" Boo Seungkwan langsung meminta bantuan Lee Seokmin setelah mendengar nada sambung dari panggilan telepon mereka.
"Waeyo(ada apa)? Apa ada sesuatu yang tertinggal? Bukankah saat ini kau sedang berada di Jeju?" tanya Lee Seokmin serius.
"Ani(tidak), tidak ada yang tertinggal. Hanya saja aku mencoba menelpon Jeonghan hyung berkali2 tetapi tidak ada jawaban. Aku juga meminta petugas keamanan gedung untuk melihat pergerakan Jeonghan hyung tetapi mereka mengatakan Jeonghan hyung terakhir kali terlihat dua hari yang lalu. Dan juga... masalahnya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, I'm Shadow of You
Fiksi Penggemar"Jadi apa kau membenci Jeonghan?" Lee Binna menggeleng lemah. "Aku tidak akan pernah bisa membenci Jeonghan oppa. Aku tidak bisa membencinya. Aku tidak bisa." "Wae? Kenapa kau tidak bisa membencinya?" Choi Seungcheol terlihat penasaran. "Karena dia...