"Seharusnya kau pura-pura saja tidak mengenaliku."
Ucapan Lee Binna membuat laki-laki itu terperanjat terkejut bukan main. Dia bahkan melepas topi hitamnya dan memukul kepala Lee Binna dengan topi itu pelan. Dia menatap Lee Binna geram. "Neo michyeosseo(apa kau gila)? Bagaimana aku bisa berpura-pura tidak mengenalimu? Kau jatuh pingsan seperti orang mabuk dan ternyata lihatlah sekarang kau harus menghabiskan infusmu karena tubuhmu terlalu lemah." jawab laki-laki itu dengan panjang lebar.
Lee Binna hanya tersenyum tipis. Meskipun sedikit kesal karena dia sebenarnya tidak ingin berhubungan lagi dengan laki-laki ini, tetapi laki-laki ini lah yang tadi telah menyelamatkannya. Dan juga, Lee Binna sedikit teringat dengan kenangan masa lalunya. Ah, laki-laki ini sama sekali tidak berubah, masih berisik seperti dulu, batin Lee Binna.
"Oppa, pakai topimu kembali. Aku tidak ingin hal seperti ini merepotkanmu nantinya. Jadi kumohon lebih baik kau pergi saja, biar nanti aku-"
Laki-laki itu memakai topinya kembali. "Aku tidak ingin pergi aku harus memastikanmu baik-baik saja dan sebaiknya aku menghubungi mereka dan mengatakan jika kau-"
Tatapan Lee Binna menajam. Dia menggeleng tegas. "Hajima(jangan). Hajima oppa."
Laki-laki itu menoleh ke arah Lee Binna. Dia memperhatikan Lee Binna lamat-lamat. "Wae(kenapa)? Apakah kau tidak ingin mereka tahu kau ada telah kembali ke Korea?"
Lee Binna menundukkan kepalanya. "Aku hanya tidak ingin mencampuri kehidupan kalian lagi."
"Kenapa kau berkata seperti itu?" tanya laki-laki itu lagi.
Lee Binna tersenyum tipis. "Oppa, bukankah dokter tadi mengatakan jika kau harus membiarkanku beristirahat dulu sampai infus ini habis? Jadi lebih baik aku tidur sekarang bukan?"
Laki-laki itu menghela napasnya berat. Saat ini dia hanya bisa menuruti ucapan Lee Binna. Ya, hanya itu yang bisa dia lakukan agar tidak kehilangan Lee Binna lagi.
Laki-laki itu akhirnya memutuskan untuk duduk di tempat yang telah disediakan. Dia merapatkan jaketnya dan terlihat sedang mengetikkan sesuatu di layar ponselnya. Setelah selang setengah jam kemudian sebuah panggilan telepon masuk ke dalam ponsel laki-laki itu sehingga membuatnya harus pergi meninggalkan Lee Binna di bangsal UGD rumah sakit ini. Sepeninggal laki-laki itu, Lee Binna membuka kedua matanya, sejujurnya Lee Binna sama sekali tidak tidur. Dia hanya memejamkan kedua matanya saja. Dia tidak ingin berdebat di pertemuan pertamanya setelah bertahun-tahun lamanya dengan laki-laki itu.
Bagaimana caranya agar aku bisa mengakhiri sebelum semuanya terjadi lagi?, tanya Lee Binna dalam hati. Tatapannya berubah menjadi sendu.
Seorang perawat berjalan ke ranjangnya, perawat tersebut melepas selang infus yang telah terpasang sebelumnya di lengan Lee Binna. Perawat tersebut menjelaskan prosedur yang harus dilakukan Lee Binna sebelumnya dan kebetulan dokter yang menangani Lee Binna ingin mengatakan sesuatu kepada Lee Binna. Sehingga perawat tersebut meminta Lee Binna untuk duduk sebentar di depan ruang dokter sekalian menunggu wali pasien dari pihak Lee Binna.
Semoga dia tidak kembali, batin Lee Binna.
Lee Binna membuka ponselnya. Ia membuka laman bagian kontak dari satu-satunya yang bisa dihubunginya saat ini jika terjadi apa-apa. Seseorang yang bisa dia percayai di negara ini. Atau mungkin bahkan di kehidupannya saat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, I'm Shadow of You
Fiksi Penggemar"Jadi apa kau membenci Jeonghan?" Lee Binna menggeleng lemah. "Aku tidak akan pernah bisa membenci Jeonghan oppa. Aku tidak bisa membencinya. Aku tidak bisa." "Wae? Kenapa kau tidak bisa membencinya?" Choi Seungcheol terlihat penasaran. "Karena dia...