Sekretaris Hwang terlihat tengah berburu-buru berlari memasuki sebuah gedung besar nan tua yang ada di salah satu sudut kota Seoul. Sembari berlari, Sekretaris Hwang juga membawakan sebuah coat wanita panjang berwarna abu-abu muda dan juga sebuah tas bingkisan berwarna ungu pastel. Sekretaris Hwang kemudian memperlambat langkahnya saat mendekati sebuah ruangan aula di gedung besar itu. Mata Sekretaris Hwang langsung menangkap seorang wanita yang sangat dihormatinya tengah duduk menikmati pemandangan di luar jendela bersama seorang wanita lanjut usia yang duduk di kursi roda. Kedatangan Sekretaris Hwang sepertinya sudah di notice oleh wanita itu, karena wanita itu sempat menoleh dan memintanya untuk melangkah tanpa bersuara. Sesampainya Sekretaris Hwang di samping wanita itu, wanita itu bangkit perlahan dari tempat yang ia duduki tadi.
"Agasshi, jadwal penerbangan kita—"
"Sttt.. nan ara(aku tahu)." Wanita yang tak lain adalah Lee Binna itu kemudian menoleh ke sudut ruangan yang mana ternyata sedari tadi ada seorang perawat yang tengah menungguinya.
Perawat tersebut langsung mendatangi Lee Binna.
Lee Binna memberikan tas bingkisan ungu muda yang tadinya dibawa Sekretaris Hwang kepada perawat tersebut. "Tolong pakaikan kepadanya nanti, aku takut dia terserang flu karena salju sudah mulai turun."
Perawat tersebut mengiyakan sembari menerima bingkisan tersebut.
Setelahnya, Lee Binna dan Sekretaris Hwang berjalan pergi dari tempat itu dan masuk ke dalam mobil. Sekretaris Hwang menyetir mobil tersebut dan membawanya ke bandara terdekat. Dia membiarkan Agasshi-nya tertidur selama perjalanan karena sepertinya mood Agasshi-nya itu sedang bagus.
Proses keberangkatan Lee Binna dan Sekretaris Hwang berjalan dengan lancar. Namun entah mengapa wajah Lee Binna terlihat sedikit muram, Sekretaris Hwang pun akhirnya mencoba menyakan hal tersebut secara hati-hati. "Apa Agasshi merasa tidak nyaman?"
"Aku nyaman saja kok. Hanya saja..." Lee Binna menghela napasnya berat. "Dia tidak akan datang kali ini."
Sekretaris Hwang menatap Lee Binna bingung.
"Hannah. Seharusnya dia datang hari ini, hanya saja ada project yang tidak bisa dia tinggalkan hari ini." suara Lee Binna terdengar kesal.
"Oh begitu... tapi Agasshi, apakah tidak lebih baik jika Agasshi mengabari mereka?"
"Hajima(jangan). Mereka tidak boleh tau. Jika mereka tau semuanya akan ricuh." jawab Lee Binna cepat.
Sekretaris Hwang mengangguk mengerti. Dia kembali dengan tab nya dan meninggalkan Lee Binna yang sedang membuang wajahnya keluar jendela pesawat. Sejujurnya ada banyak hal yang sedang dia pikirkan termasuk dengan ucapan yang diberikan oleh wanita yang tadinya dia temui. Terlebih lagi semua perkataan dari wanita itu sangat selaras dengan apa yang dia alami sekarang.
"Aku rasa ada benarnya perkataannya itu," celetuk Lee Binna lirih.
Sekretaris Hwang refleks bertanya, "Ya Agasshi?" sepertinya dia tidak mendengar secara jelas celetuk Lee Binna tadi.
Lee Binna menggeleng cepat. "Ani(tidak), bukan hal yang penting kok. Aku akan mencoba tidur sekarang, bangunkan aku ketika kita akan landing."
"Ne, Agasshi."
Jarum jam telah menunjukkan pukul 5 sore waktu setempat. Lee Binna yang sudah berada di kamar hotel sejak beberapa jam yang lalu tengah memastikan penampilannya baik-baik saja. Ia bahkan sudah belajar sebelumnya dengan Hyeri tentang bagaimana merias wajah untuk menutupi kulitnya yang semakin hari semakin pucat. Ia tidak bisa terus-terusan bergantung pada Kwon Hyeri karena dia juga bukan pekerja tetap untuknya. Setelah memastikan penampilannya Lee Binna terlihat sedang menerima telepon dari seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, I'm Shadow of You
Fanfic"Jadi apa kau membenci Jeonghan?" Lee Binna menggeleng lemah. "Aku tidak akan pernah bisa membenci Jeonghan oppa. Aku tidak bisa membencinya. Aku tidak bisa." "Wae? Kenapa kau tidak bisa membencinya?" Choi Seungcheol terlihat penasaran. "Karena dia...