Lee Binna memeriksa barang bawaannya. Perjalanan kali ini dia hanya membawa sebuah tas jinjing yang berisikan obat-obatannya, beberapa dokumen dan satu pakaian santai saja. Karena disana sudah ada asisten yang akan menemaninya tentu dia tidak perlu bawa banyak barang. Lee Binna membawa tas jinjing itu keluar dan ia menemukan Choi Seungcheol, Yoon Jeonghan, Lee Seokmin dan Chwe Hansol menunggunya di ruang tengahnya.
"Ya! Jika kalian selalu datang diam-diam seperti ini aku merasa bukan seperti pemilik apartemen ini." celetuk Lee Binna melihat mereka malas.
Tiba-tiba suara pintu terbuka. Disusul dengan suara seseorang yang sangat tidak asing, "Apa Binna sudah berangkat?" Hong Jisoo, laki-laki itu memasuki unit apartemen Lee Binna dengan terburu-buru.
"Ani (Belum). Dia belum berangkat, hyung." jawab Chwe Hansol santai.
Lee Binna menghela napasnya. Kali ini apa lagi, batinnya.
"Oh syukurlah, ini bawa dan jangan lupa oleskan tiga kali sehari. Dan pastikan kau mengoleskannya secara merata." Hong Jisoo memberikan bungkusan obat kepada Lee Binna.
Lee Binna menerima bungkusan obat itu dengan bingung. "Eung, thank you, oppa."
Hong Jisoo tersenyum sembari mundur perlahan. Matanya terus memastikan Lee Binna memasukkan bungkusan obat itu ke dalam tas jinjingnya.
"Mworagu (apa katamu)??" tanya Choi Seungcheol dan Chwe Hansol bersamaan. Sedangkan Yoon Jeonghan hanya membulatkan matanya terkejut.
"Wae (Kenapa)? Apa ada yang salah?" Hong Jisoo menatap teman-temannya bingung.
"Kenapa kau memanggilnya dengan sebutan itu?" Seungcheol mewakili mereka bertiga. Terkecuali Lee Seokmin yang sudah tahu sejak kejadian tadi pagi.
"Wae (kenapa)? Bukankah dia memanggil semua member kita yang lebih tua dengan sebutan oppa juga" Hong Jisoo mengatakan itu dengan begitu santai.
Lee Binna menahan tawanya. Dia menundukkan kepalanya dan mengatakan, "Gumawo (terima kasih) oppa,"
"Aigoo aigooo (astaga-astaga), Binna-yah..." Lee Seokmin langsung menghampiri Lee Binna dan memeluknya. "Kau sangat disayangi oleh banyak orang... Kau harus lebih bahagia mulai sekarang, oke?"
Lee Binna tertawa kecil. "Eung, aku akan berusaha oppa."
Tas jinjing yang ada di genggaman Lee Binna diambil oleh Chwe Hansol. Saat Lee Binna menoleh ke arah Hansol, Hansol hanya tersenyum membalas wajah bingungnya.
"Apa kau sudah membawa semua obat-obatmu?" bisik Lee Seokmin.
"Eung. Aku membawa semuanya. Untuk berjaga-jaga besok aku meminta Sekretaris Hwang membawakannya lagi." Lee Binna menjawabnya dengan berbisik lagi.
"Baiklah kalau begitu, kalau ada apa-apa kabari aku." balas Lee Seokmin lagi.
Lee Binna mengangguk mengiyakan. "Eung, ara (aku tahu)."
Lee Seokmin kemudian melepaskan pelukannya karena ia merasa ada tatapan tidak suka yang menusuk punggungnya karena terlalu lama memeluk Lee Binna. Tatapan tersebut tentu saja berasal dari Choi Seungcheol dan juga Yoon Jeonghan.
Kini Choi Seungcheol yang memeluk Lee Binna, "Selalu kabari aku. Kapanpun itu aku akan selalu membawa ponselku. Aku juga tidak akan mabuk selama kau ada disana. Ani (tidak). Mulai sekarang aku tidak akan mabuk." jelasnya panjang lebar.
"Kau tidak perlu berlebihan seperti itu, oppa. Dan juga aku hanya sebentar di China, kau tidak perlu khawatir tentang hal itu." Lee Binna mencoba tidak mengambil hati saat Choi Seungcheol memberikan janji-janjinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, I'm Shadow of You
Hayran Kurgu"Jadi apa kau membenci Jeonghan?" Lee Binna menggeleng lemah. "Aku tidak akan pernah bisa membenci Jeonghan oppa. Aku tidak bisa membencinya. Aku tidak bisa." "Wae? Kenapa kau tidak bisa membencinya?" Choi Seungcheol terlihat penasaran. "Karena dia...