Keesokan harinya Lee Binna terbangun dengan kepala yang terasa sangat sakit. Dia terbangun karena ada panggilan masuk dari Lee Seokmin yang membuatnya tersadarkan dari alam mimpi yang gelap dan kosong itu. Lee Binna menegakkan tubuhnya dan berusaha sekuat tenaga untuk memahami ucapan dari Lee Seokmin. Laki-laki itu meminta Lee Binna untuk bersiap-siap karena dia akan menjemput Lee Binna dalam waktu satu jam lagi.
Lee Binna tentu saja langsung bergerak untuk segera membersihkan tubuhnya. Di depan kaca wastafel kamar mandinya, Lee Binna memandang pantulan dirinya sendiri sembari menghela napas berat. Kantung matanya terlihat sangat menyeramkan. Kulit Lee Binna pun terlihat begitu pucat. Sesegera Lee Binna menggunakan alas wajah setipis mungkin. Sejujurnya Lee Binna bukan tidak suka dengan penampilannya saat ini, bukannya tidak menerima hanya saja itu mengingatkannya tentang waktu Lee Binna yang sudah tidak sedikit dan itu membuatnya tidak bisa berkonsentrasi penuh terhadap beberapa hal yang harus dia capai dalam kurun waktu beberapa bulan ini.
Setelah itu dia keluar dari kamarnya dan dia sangat terkejut saat menemukan Choi Seungcheol tengah tertidur di sofa unit apartemennya. Seketika ingatan tentang apa yang terjadi semalam masuk ke dalam pikiran Lee Binna. Lee Binna menyandarkan dirinya di daun pintu kamarnya dan memijat keningnya perlahan. Astaga... apa saja yang aku perbuat semalam, batin Lee Binna.
Tapi semua itu tidak begitu penting. Tenggorokannya yang kering memaksanya harus bergerak menuju lemari es dan mengambil air mineral untuknya minum. Lee Binna meminum satu botol air mineral dingin sembari memperhatikan Choi Seungcheol sedang tertidur pulas jauh di hadapan Lee Binna. Sepertinya laki-laki itu kelelahan.
Demi alasan kemanusiaan, Lee Binna berjalan masuk ke kamarnya dan mengambil selimut tipis untuk diberikannya kepada Choi Seungcheol. Setelah dirasa selimut itu telah menutupi tubuh Choi Seungcheol secara sempurna, Lee Binna sempat terdiam dihadapan Choi Seungcheol yang tertidur pulas. Dilihatnya wajah Choi Seungcheol yang tiba-tiba saja terlihat sangat tegang.Apakah dia bermimpi buruk?, tanya Lee Binna dalam hati.
Tangannya secara refleks mendarah di dahi Choi Seungcheol yang berkerut. Lee Binna mengusap dari Choi Seungcheol lembut. Hal itu ternyata berhasil, tak butuh waktu lama wajah Choi Seungcheol kembali tenang. Lee Binna sedikit mengangkat kedua ujung bibinya tipis. Ia kemudian tersentak teringat jika hal seperti ini tidak boleh dia lakukan, sesegera mungkin dia bergerak menjauh. Ia memilih duduk kembali di kursi dapur unit apartemennya. Lee Binna masih berusaha mengingat apa yang terjadi semalam seakan memastikan tidak terjadi apa-apa diantara mereka.
"Aku yakin tidak terjadi apa-apa semalam," gumamnya lirih.
Suara bel pintu unit apartemennya membuat Lee Binna tersentak atas lamunannya. Lee Binna berjalan perlahan menuju pintu unit apartemennya dan membuka pintu tersebut sehingga menampilkan Lee Seokmin dengan tangan yang membawa bungkusan makanan yang sangat harum. Lee Seokmin menampilkan senyumnya lebar.
"Aku dengar kau dan Jeonghan hyung mabuk berat semalam." sapa Lee Seokmin sembari berjalan masuk ke unit apartemen Lee Binna.
Lee Binna mengangguk beberapa kali. Ia menerima bungkusan makanan tersebut dan meletakkannya di meja makan. Itu adalah sup pereda pengar yang masih panas. Seketika hal tersebut membuat Lee Binna terasa sangat lapar, perutnha berbunyi lirih. Dia langsung mengambil sendok dan menyesap kuah dari sup itu cepat.
"Whoah... daebak (keren)..." gumam Lee Binna terkejut dengan rasa dari sup tersebut.
"Kau sudah berusaha untuk membangunkannya?" tanya Lee Seokmin sembari melirik ke arah Seungcheol.
Lee Binna menggeleng lemah, "Dia terlihat sangat lelah. Aku merasa sungkan jika membangunkannya terlebih lagi dia yang membantuku pulang kemarin."
"Tapi kita harus tetap membangunkannya sekarang." Ucap Lee Seokmin yang berjalan menuju Choi Seungcheol. "Hyung, hyung... bangunlah... ayo bangunlah..." Lee Seokmin berusaha membangunkan Choi Seungcheol sementara Lee Binna tidak memperdulikan hal tersebut dan asik menghabiskan makanan yang dibawakan Lee Seokmin untuknya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, I'm Shadow of You
Fanfiction"Jadi apa kau membenci Jeonghan?" Lee Binna menggeleng lemah. "Aku tidak akan pernah bisa membenci Jeonghan oppa. Aku tidak bisa membencinya. Aku tidak bisa." "Wae? Kenapa kau tidak bisa membencinya?" Choi Seungcheol terlihat penasaran. "Karena dia...