"Bayi perempuan cantik telah lahir"
.
.
.
.
.
<•••••>Seorang wanita paruh baya yang mengisi ruangan serba putih itu serta dilengkapi dengan alat alat medis
Terbaring lemah setelah melakukan operasi besar yang melahirkan seorang anak perempuan, disampingnya ada sang suami yang menjaganya
"Yeobo..."
"Bagaimana dengan anak kedua kita?" Tanya sang istri
"Dia... sangat cantik" ucapan pria itu berhasil membuat sang istri tersenyum, "tapi tidak normal" sambung nya dan membuat senyum wanita itu kembali pudar
"Apa maksudmu?"
"Ia mempunyai gangguan saraf, sehingga ia terlahir menjadi tuna rungu"
Wanita itu terdiam, "apa putri kecil kita itu bisu maksudmu?", pria itu tersenyum seraya mengangguk membuat wanita tersebut menangis karena berita buruk itu, ia sungguh tak menyangka akan memliki anak cacat nantinya, "Bagaimana itu bisa terjadi?"
Sang suami hanya mampu menenangkan istrinya dengan memeluk nya yang tengah teriak diatas brankar, jujur ia juga merasa sedih saat dokter mengatakan anak nya tidak normal
Ceklek
"Appa..."
Sepasang suami istri itu menoleh kearah anak pertamanya yang berumur dua tahun itu dan saat ini ia sedang di gendong oleh ayah dari wanita yang baru saja melahirkan itu
"Bagaimana keadaan mu nak?", tanya pria tersebut dengan menghampiri putri nya, "kenapa kau menangis?"
Pria yang duduk di samping istrinya itu pun mengambil alih putrinya dari gendongan sang ayah mertua
"Appa...,anakku-"
"Aku sudah tau" potong pria tua itu dan lalu mengusap kepala putrinya, "kita harus bersyukur atas apa yang Tuhan ciptakan, anak itu anugerah yang diberikan Tuhan, jadi harus kita jaga sebaik baiknya"
"Tapi-"
"Temanilah dia selalu, kau harus memberikan semangat untuk anak itu nanti dan pahami setiap apa yang dia inginkan, karena bagaimanapun keadaannya dia adalah putri mu nak"
"Yang dikatakan appa mu benar yeobo, kita akan menamakannya dengan nama Jennie nanti, nama nya adalah Kim Jennie", ucap pria dengan gadis kecil dalam gendongannya
"Jennie..adik Jennie..", suara gemas milik gadis lucu itu membuat seisi ruangan tertawa
Wanita itu tersenyum melirik kearah putri sulungnya dan meminta agar suaminya mendekati nya, ia sangat merindukan putri pertamanya itu
"Jisoo...,kau harus menjadi kakak yang baik untuk adikmu nanti ya"
"Adik, jichu punya adik", gadis kecil itu terkekeh
-
-Seorang gadis kecil yang berumur sekitar 3 tahun itu berlarian di ruang keluarga karena dikejar oleh wanita yang mengasuh nya, "Jennie..jangan lari!", gadis itu tak peduli dan tetap berlari hingga ia tak sengaja masuk kedalam sebuah ruangan yang diisi oleh seorang gadis juga namun lebih tua dua tahun dari nya
Gadis itu melirik sejenak kearah sang adik lalu ia kembali fokus pada gamenya yang tertera di layar IPAD , "pergilah Jennie, jangan menyusahkan bibi Yoon", namun Jennie masih berdiri ditempatnya, "Bi!, Jennie disini!", teriak Jisoo
Bibi Yoon bernafas lega karena akhirnya Jennie berhenti berlari di kamar Jisoo, "ya ampun Jennie..., ayo pakai bajumu dulu"
Gadis yang disebut namanya itu terus menatap sang kakak yang berada diatas kasur sampai ia tidak sadar kalau ternyata saat ini tubuhnya telah diangkat oleh bibi Yoon dan menjauh dari kamar Jisoo
"Aku ingin bermain dengan unnie...", batin jennie
_
_
_
_
_Halooo semuaaa, gimana prolognya?
jadi ini cerita kedua aku yang mungkin karakter utamanya sudah berbeda dari cerita sebelumnya
Tunggu dan lanjut membaca jika kalian suka tapi kalau enggak di skip aja
Sampai bertemu di chapter selanjutnya
Seperti biasa jangan lupa vote untuk menambah semangat penulis, terimakasih 💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
J AND THE SUNSET
RandomHidup sempurna dengan kekayaan tidak akan cukup untuk seseorang yang kurang dalam fisik nya Lembaran lembaran ini menceritakan tentang seorang gadis cantik dengan lukanya, tetap menyayangi meskipun tidak ada yang menghargai dan tetap tersenyum walau...