E M P A T P U L U H E N A M

1K 22 4
                                    

• • P E M B U K A • •

• • P E M B U K A • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

° ° °

Secara perlahan, Arjuna membuka keduanya matanya. Ia kini melihat sebuah cahaya terang, seperti berada di sebuah ruangan. Dengan tenaga yang perlahan pulih, Arjuna lantas bangun dari tidurnya. Lelaki itu menyentuh keningnya yang kini dibebat oleh perban, lalu melihat ke sekelilingnya, sebuah ruangan putih yang sepertinya merupakan rumah sakit tapi tidak terlalu besar.

"Syukurlah kamu sudah sadar," ucap seseorang yang baru saja datang itu.

Arjuna menoleh pada orang tersebut, ia merasa tidak mengenal orang itu. "Anda siapa?"

"Saya dan beberapa warga tadi menemukan kamu dan teman kamu pingsan di sekitar jurang sana," ucap orang tersebut yang merupakan warga lokal situ.

Arjuna lalu mengingat kejadian sebelumnya, dimana ia dan Ayona jatuh ke sebuah jurang lalu kemudian tak lama mereka sama-sama pingsan. Arjuna langsung terpikirkan bagaimana keadaan Ayona sekarang, tanpa menjawab pertanyaan dari si bapak tersebut ia langsung mencoba untuk pergi keluar dan mencari Ayona. Tapi kepalanya yang memang tengah terluka kembali membuat Arjuna merasakan rasa pusing.

"Eh eh eh kamu mau kemana? Kamu masih belum pulih, istirahat dulu," ujar warga tersebut.

"Saya harus nemuin Ayona," ucap Arjuna.

"Owh teman kamu yang perempuan itu yah? Dia masih belum sadar, dia ada di ruangan sebelah," beritahu warga tersebut.

Mendengar Ayona yang masih belum sadarkan membuat Arjuna semakin  merasakan khawatir, ia harus menemui Ayona secepatnya. "Saya mau ketemu dia Pak."

"Tapi kamu-------"

Ucapan warga tersebut langsung terhenti saat Arjuna menatapnya tajam, warga itu jelas tak tahu jika pemuda yang ada dihadapannya ini tak bisa di atur sembarangan.

Arjuna langsung keluar begitu saja, walaupun berjalan dengan sedikit sempoyongan karena rasa pusing di kepalanya. Ia kemudian masuk ke dalam ruangan yang tadi dikatakan oleh warga itu, dan benar saja dirinya melihat Ayona yang masih terbaring di sana, dengan adanya seorang dokter paruh baya dan juga perawat.

Dokter dan perawat tersebut menoleh saat merasa ada seseorang yang masuk, yang tak lain adalah Arjuna. Pemuda itu langsung menghampiri Ayona yang masih menutup matanya diatas brankar.

"Ay, Ay bangun Sayang. Jangan bikin aku khawatir," ucap Arjuna dengan memegang tangan Ayona dan juga mengusap kepala wanita kecilnya.

"Kamu teman yang tadi ditemukan bersama dia kan?" tanya dokter tersebut.

Tanpa menolehkan kepalanya Arjuna mengangguk. "Bukan, saya suaminya."

CRAZY ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang