P E N U M B R A 💫
Ada kalanya cerah pada langit itu sedikit berbohong. Para penghuni di bawahnya berpikir, mungkin hari akan indah dengan pesona siluet sang terik yang paling cantik. Tapi, siapa sangka, mau bagaimanapun keadaan langit di atas sana, tidak menjadikan sesuatu di naungannya akan sama pula. Maksudku adalah aku mendadak diterjang badai dari berbagai sisi yang mengerikan.
Baiklah, jadi begini. Aku berniat keluar dari kafe milik Vyn setelah melakukan perbincangan singkat mengenai dompetku yang ternyata tertinggal di meja kafe kemarin, lalu di bawa oleh Pak Yoongi tanpa aku ketahui. Aku ingin melenggang ke seberang sana menuju perusahaan yang nampak terpampang dengan nyata.
Tapi, mobil sedan berwarna putih yang super mewah tiba-tiba ingin menabrakan dirinya padaku. Aku berniat ingin lari, bukan diam seperti di sinetron-sinetron aneh. Hanya saja, entah dari mana Vyn muncul, dan memeluk tubuhku, menjadikan tubuhnya sebagai pelindung. Hingga kusadari mobil tersebut tidak mengenai aku ataupun Vyn karena sang pelaku lekas menekan rem dengan cepat.
Sampai di mana, atensiku tak sengaja menemukan keberadaan Pak Yoongi di dalam mobil tersebut membuatku tak sadar menatapnya tajam, dan dia melakukan hal yang sama padaku. Aku yang masih di dalam rengkuhan Vyn yang hangat, lantas menarik diriku sendiri dari pelukannya karena aku merasa sikap yang Vyn berikan padaku membuatku kalang kabut tidak biasa. Hingga ketika aku sedang berusaha memperbaiki debar jantungku, kusadari sang pengemudi mengeluarkan dirinya, membuatku menoleh padanya.
"Kamu mau mati, Youra?"
Aku mengerutkan dahiku sesaat Pak Yoongi meletupkan pertanyaan yang bagiku terdengar sangat menyebalkan. Aku tertawa jengah, sebelum kemudian kubalas ucapannya.
"Terserah bapak saja. Saya tahu Pak Yoongi akan berbicara seperti itu, jadi saya tidak akan membantah apa pun karena saya juga salah. Maaf. Saya permisi."
Aku hampir akan melenggang dari hadapan ketiga orang yang bagiku saat ini menjadi pelaku utama yang sudah merusak suasana hatiku di pagi hari. Tapi, aku terkejut tat kala salah satu pergelangan tanganku yang memegangi cup minuman dari kafe milik Vyn lantas di genggam paksa oleh Pak Yoongi.
"Ya! Seo Youra!" Bukan cuman itu secara bersamaan Vyn meraih pergelangan tanganku yang satunya lagi. "Kak!"
Aku mengerjapkan pandanganku setelah mendapatkan sebuah tindakan yang mendadak berubah sedikit menyeramkan ini. Aku berakhir melirik keduanya dengan pertanyaan yang menumpuk dari pandanganku yang seharusnya bisa mereka temui. Tapi, kusadari Pak Yoongi malah menyoroti Vyn dengan sinis, Vyn juga berlaku sama. Aku kelewat kesal.
"Ya! Lepas--"
Belum saja kuselesaikan pekikanku, Pak Yoongi benar-benar sanggup menarik tubuhku untuk berakhir limbung di dekatnya, dan tanganku yang sempat digenggam oleh Vyn lantas terlepas. Kudengar Yoongi memerintah Pak Jin yang berada di dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penumbra || Min Yoongi Fanfiction
FanfictionKalau menurut Yoongi, daripada memilih menjadi bayangan kabur alias penumbra di sebuah gerhana, lebih baik dia menjadi umbra yang jelas terlihat. Tapi, itu hanya awalnya, karena pada akhirnya penumbra memang pilihan terbaik. Kalau menurut Youra, dia...