Terpaut Kepercayaan Diri yang Merosot

49 7 1
                                    

P E N U M B R A💫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

P E N U M B R A💫

Tepis mengenai rasio nalar yang luar biasa tidak masuk akal, seolah berlarian tiada tahu kapan ia akan berhenti berpikir. Kalau bisa aku memilih, lebih baik mencari tahu alasan mengapa X dan Y harus menjadi poin aljabar matematika yang terus menghantui. Ketimbang apa yang diucapkan Pak Jin padaku di ruangan arsip tadi siang.

Ngeri sudah. Napasku bisa-bisa habis hanya karena berulang kali aku menghela.

Jam pulang kerja mulai menyahutiku untuk segera beranjak. Ungkit sadar terhadap benda milikku yang berantakan di atas meja, lantas segera kumasukkan ke dalam tas kecil berwarna putih.

Selagi sesi merapikan barang. Tradisi menggosip kali ini diawali oleh seorang gadis centil yang senang dengan mewarnai desas-desus di dalam ruangan divisi manajemen.

"Kurasa ada yang tidak beres dengan perusahaan kita akhir-akhir ini."

Begitu kedengarannya dari decit bisik Lycia yang berusaha melirikku dan Senior Luna.

Kulihat kalau Senior Luna dengan tenang menimpali. "Eoh. Ada dua rumah sakit yang mengeluh mengenai blood transfusion set milik kita. Oleh karena itu, Pak Yoongi dan Pak Jin cukup sibuk menangani masalah ini."

Ya, bahkan teramat sibuk, ketika aku menyodorkan dokumen mengenai blood transfusion set itu, Pak Yoongi segan melihat keberadaanku. Dia hanya berterima kasih, lalu kembali dengan pikirannya yang fokus.

Sejujurnya, menemukan dirinya yang seperti itu membuatku sedikit bertanya-tanya. Kupikir dia bukan seseorang yang semestinya karena permasalahan yang sedang terjadi di perusahaan ini, melainkan dia tidak mau menitikkan pandangannya ke arahku sedikitpun.

Well, mengapa aku menduga begitu karena sejak dua minggu berlalu, dia selalu bertingkah tidak menyadari adanya diriku. Lucu sekali. Aku sampai ingin tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan atasanku yang gila.

"Bukan soal itu."

Aku dan Senior Luna tiba-tiba menghentikan kegiatan kami sejenak setelah cuap Lycia menginterupsi kami. Senior Luna sampai mengerutkan dahinya.

"Apa maksudmu?"

Lycia beralih menatap kami berdua. "Kak Wendy .. Dia tampak dekat dengan Pak Yoongi akhir-akhir ini."

"Hah?"

Tak sadar, aku dan Senior Luna lantas melongo secara bersamaan.

Sementara, Lycia mengangguk-anggukan kepalanya, seolah pertanda dia sangat percaya diri dengan apa yang dia katakan. Bahkan, gadis dengan pakaian blazer putihnya itu tampak berbisik pelan ke arahku dan Senior Luna.

"Benar, kan? Perusahaan ini sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Kalian gak percaya padaku?"

Aku beralih melirik kecil Senior Luna yang menautkan alisnya. Setelah itu, Senior Luna tampak menghela napas. Dia menatap jengah seorang gadis yang begitu serius membicarakan hal yang menurutnya sangat berat.

Penumbra || Min Yoongi FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang