Dia sang Perenggut Maha Hancur

27 7 1
                                    

P E N U M B R A💫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

P E N U M B R A💫

Lemparan lamunnya sudah menjelajahi seisi semesta. Seringai hujan di luar sana, seolah tengah mentertawakan dirinya yang sibuk menghela napas. Kursi kafe di sudut telah menjadi pilihan terakhirnya untuk merampungkan kegundahan hati yang teramat kusut. Ahn Yoongi memangku dagu di atas meja, sembari mengamati kaca besar di sampingnya.

"Kak, kau baik-baik saja?" Vyn memutuskan untuk meletakkan secangkir kopi hangat di hadapan pria yang saat ini enggan melirik ke arahnya.

Yoongi mengangguk ragu. "Iya, aku baik-baik saja."

Vyn kebingungan. Kalau dari perangai pria berusia 30 tahun itu, perkataan yang dituang, tampaknya tidak menunjukkan yang semestinya. Vyn berakhir menarik kursi kosong di hadapan kakaknya. Ia tidak berniat menampik pandangannya sendiri. Katakan saja Vyn terluka melihat kakaknya seperti sekarang.

"Sebenarnya aku terkejut dengan perkataan Kak Jin bahwa kau pernah memutuskan untuk mengakhiri hidupmu. Aku tidak tahu kalau kau pernah begitu menderita, kak. Tapi, aku lebih terkejut lagi
kalau ternyata kau memilih bertahan karena Kak Youra."

Vyn bergumam rintih. Ia memilih mengamati hal yang sama seperti yang dilakukan pria di depannya. Hujan deras di jam delapan malam agaknya sedikit mengerikan. Kilat dan gemuruh besar benar-benar sanggup menyilaukan, serta mengejutkan seisi diri yang sudah lelah.

Perlahan, Vyn menyadari kalau sebuah tetesan air tampak terjatuh ke atas meja. Bukan, bukan karena genting kafenya yang bocor, melainkan seseorang yang super kuat, menjadi lemah nan tersiksa. Kakaknya menangis dengan personanya yang tetap tenang. Vyn melirik gelisah. Bahkan rasanya Vyn juga akan sanggup untuk ikut menangis.

Tidak ingin menyangkal lagi, Vyn berakhir kesal. Ia sempat menghela napas berat. Hingga peduli setan, Vyn merenggut kerah pakaian kakaknya, memaksa Yoongi untuk bertaut atensi dengannya.

"Kak, sumpah Demi Tuhan, kalau kau menyukai Kak Youra begitu hebat, katakan padanya kau suka. Kenapa membuatnya harus membenci padamu, sih? Kau itu naif, kak. Kau tahu jelas dia menyukaimu, tapi bisa-bisanya kau malah bertindak begini."

Yoongi terperangah, sedikit terkejut dengan perlakuan adiknya. Siasat diam--hanya itu yang bisa dia lakukan. Yoongi memandangi Vyn dengan sirat kosong tak berbenah. Sementara, Vyn kesal setengah mati, sampai-sampai kerah pakaian kakaknya kusut karena genggamannya. Vyn berdecak marah, ia memilih melepaskan kasar jemarinya, dan sedikit mendorong tubuh kakaknya.

"Aku mengikuti keinginan kakak untuk membuat Youra benci padamu. Aku bodoh menyetujui rencana gilamu yang sebenarnya sangat tidak masuk akal. Aku harus membangun kafe ini hanya agar aku bertemu dengan Kak Youra. Aku harus membuat Kak Youra menyukaiku, padahal jelas aku tidak mampu karena aku bukan kakak. Lalu, sekarang aku malah terjebak di antara perasaan kalian berdua yang tidak mau terhubung sama sekali hanya karena kau takut dan malu."

Penumbra || Min Yoongi FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang