P E N U M B R A💫
Aku masih tidak tahu di mana letak kewarasanku sejak tadi pagi. Berbagai rusak sudah senantiasa mengobrak-abrik seluruh jagat raya dari diriku sendiri. Bahkan kini, dengan segelas kopi hangat di tanganku, dan sandaran malas di ujung meja coffee rooms, aku hanya melamun memenuhi kebutuhan pikiran yang baik di sana.
Padahal Senior Luna, Lycia, dan Jina nampak membicarakan suatu hal. Tapi, aku tidak begitu berminat untuk masuk karena banyak pertanyaan mengenai hal yang baru saja terjadi padaku tentang Pak Yoongi dan Senior Wendy.
"Hey, Youra, kudengar pegawai baru itu adalah teman saat kau dan Pak Yoongi SMA?"
Aku lantas tersadar dari lamunan ketika Senior Luna menyodorkan sebuah pertanyaan padaku. Aku berusaha memahami apa yang sedang mereka bicarakan, sampai di mana aku lantas menyahut.
"Ah, itu, Senior Wendy maksudnya? Eoh, dia satu sekolah denganku dan Pak Yoongi. Tapi, dia adalah seniorku pada saat itu. Hanya berbeda dua tahun," jawabku, sembari menyeruput kecil kopi yang sudah tersisa setengah di tanganku.
Mereka sekedar menggagungkan kepala dengan paham setelah kuberi jawaban. Terdengar lagi mereka saling berbicara, sedangkan aku hanya terus memperhatikan.
Aku baru diberitahu oleh Senior Wendy mengenai kemunculannya yang tiba-tiba, dan sejujurnya sangat mengejutkanku--tidak dengan Pak Yoongi karena dia sudah tahu lebih dulu.
Iya, Pak Yoongi sudah tahu jika Kak Wendy akan kemari dan melakukan interview pekerjaan bagian divisiku. Aku akan mengulanginya lagi, bagian divisiku! Entah sejak kapan dan bagaimana bisa sekenanya Pak Yoongi menawari pekerjaan pada Kak Wendy tanpa sepengetahuanku dan seluruh bawahannya.
Lagipula, yang aku tahu bahwa bagian divisiku tidak kekurangan pegawai sama sekali. Jadi, rasanya sangat aneh kalau menambah anggota lain di bagian divisiku.
Kudengar Lycia nampak menggertak kesal, dia malah meletakkan cangkirnya di atas meja dengan kasar.
"Aku tidak mengerti dengan Pak Yoongi, dia sengaja menambah pegawai atau bagaimana, sih? Bukankah divisinya sangat aman terkendali."
Jina yang berada di dekat Lycia lantas melakukan hal yang sama, meletakkan gelasnya di atas meja dengan tekanan yang keras.
"Eoh. Aku sejujurnya tidak suka. Pak Yoongi sama sekali tidak memberitahu kita soal kedatangan pegawai baru. Setidaknya katakan jika dia ingin merekrut kenalannya untuk bergabung di sini."
Kuperhatikan jika Senior Luna nampak termangu, sedangkan Lycia dan Jina hanya mencak-mencak mencabik kekesalannya yang teramat hebat. Aku sendiri tidak tahu haruskah aku senang atau malah ikut marah seperti mereka.
Kedatangan Kak Wendy memang mengejutkan, apalagi aku juga tahu kalau Kak Wendy sudah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, mendadak muncul, dan itu dibawa oleh Pak Yoongi sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penumbra || Min Yoongi Fanfiction
FanfictionKalau menurut Yoongi, daripada memilih menjadi bayangan kabur alias penumbra di sebuah gerhana, lebih baik dia menjadi umbra yang jelas terlihat. Tapi, itu hanya awalnya, karena pada akhirnya penumbra memang pilihan terbaik. Kalau menurut Youra, dia...