Ankara, Turkey.
Tim Jennie kini telah berada di dalam mobil yang terparkir persis disamping mobil Kevin yang masih terparkir di baseman hotel. Mereka sedari tadi menunggu di dalam mobil. Tidak perlu takut ketahuan karena mobil yang mereka gunakan kacanya gelap dari luar.
"Apa yang terjadi di Korea?." Tanya Joy pada Jisoo.
"Teror bom bunuh diri itu terjadi lagi. Dan juga ada bom rakitan yang dipasang di ruangan atlet untung saja Seulgi segera menjinakkan bom itu. Sedangkan Lisa dan Irene mereka tertangkap polisi karena dicurigai menjadi komplotan teroris itu karena aksi Lisa yang menyelamatkan Irene dari bom." Jelas Jisoo membuat ketiganya terkejut.
"Lalu apa yang terjadi dengan keduanya sekarang?." Tanya Wendy penasaran.
"Rosé, Seulgi dan Yeri berhasil membebaskan mereka." Jawab Jisoo.
"Ah, syukurlah." Balas Joy.
"Sttts, itu dia." Ucap Jennie lirih menunjuk Kevin.
"Akhirnya." Gumam Joy lelah karena berjam-jam menunggu didalam mobil.
Mereka pun segera mengikuti mobil Kevin dengan jarak yang cukup jauh.
"Club?." Ucap Jisoo.
"Aku akan turun." Ucap Jennie namun dicegah oleh Jisoo.
"Tidak-tidak Jennie. Kevin telah mengenalimu itu akan menimbulkan rasa curiga karena kamu yang tidak kembali dari toilet dan sekarang tiba-tiba berada di Ankara sama dengannya. Lebih baik Wendy saja yang pergi." Ucapnya.
"Benar, biarkan aku saja yang pergi." Ucap Wendy menyetujui.
"Ambil ini Wendy, tempelkan di kancing bajumu." Ucap Jisoo menyerahkan sebuah penyadap kecil.
"Begini?." Tanya Wendy diangguki Jisoo, lalu Wendy segera pergi menuju Club itu.
Viber Club.
"Gunakan akses ruang VIP, Wendy-ssi. Mereka ada di ruang VIP nomor 4." Ucap Jisoo melalui earphone.
"Saya butuh akses VIP." Ucap Wendy pada Resepsionis.
"Baik, atas nama?." Tanya Resepsionis.
"Son Wendy." Jawab Wendy.
"Baik, ini kartu VIP anda Ms. Son." Ucap Resepsionis itu memberikan sebuah kartu.
"Terimakasih." Balas Wendy lalu pergi.
Ruang VIP,
Wendy berjalan ke arah ruang ganti pelayan club dengan mengendap-endap. Setelah memastikan semua aman dia segera memasuki ruangan itu, dan mengambil sebuah seragam pelayan yang berada di salah satu lemari. Segera ia berganti pakaian dan menyamar menjadi pelayan.
"Mr. Ali, barang akan dikirim besok ditempat anda." Ucap Kevin tersenyum.
"Permisi." Ucap Wendy yang tengah menyamar seraya membawa troli berisi minuman alkohol membuat mereka menghentikan obrolannya.
Melihat itu Wendy memasang senyum manis lalu mulai menata minuman-minuman itu di meja dan tanpa sepengetahuan orang-orang itu dia menjatuhkan alat penyadap kecil itu disebuh pot bunga pajangan yang berada di atas meja. Setelah selesai dia bergegas keluar dan tidak lupa melemparkan senyum manis.
"Wah, padahal Wendy yang melakukannya mengapa aku yang ketakutan." Ucap Joy yang melihat semuanya melalui tablet Jisoo yang tengah meretas cctv disana.
Didalam ruang VIP,
"Tuan! Lihat ada sesuatu disana." Ucap salah satu anak buah seseorang bernama Ali itu.
"Apa?! Sialan cari pelayan itu?!." Teriaknya marah segera mereka berlari mencari keberadaan Wendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Hole [End]
Fanfiction[Warning!! Banyak adegan kekerasan di cerita ini!!!] Menceritakan kisah sebuah tim gabungan yang ditugaskan untuk memecahkan suatu kasus yang tengah menghebohkan Korea Selatan. Bagaimanakah kisah mereka mengungkap misteri kasus itu?