Tiga belas

626 65 0
                                    

"kepala Park." Sapa Joy dan Yeri seraya membungkuk hormat.

"Silahkan duduk." Ucap Joy pada keduanya.

"Kita tidak memiliki waktu, jadi saya akan menjelaskan kepada anda mengenai situasi yang terjadi." Lanjutnya dengan serius membuat kepala Park dan Jaehyun menatap keduanya serius.

Lalu Joy segera menjelaskan semuanya membuat kepala Park dan Jaehyun terkejut mendengarnya.

"Oh tidak, kita harus menyelamatkan perwakilan negara lain. Jika terjadi apa-apa dengan mereka, negara kita akan dicap buruk." Ucap Kepala Park panik.

"Anda membawa beberapa anak buah bukan? Katakan pada mereka untuk menjaga area kabin, ini akan menjadi markas kita untuk membantu pergerakan rekanku yang lain." Ucap Yeri dianggaguki kepala Park dan segera menghubungi anak buahnya.

"Jaehyun-ah arahkan tamu-tamu kita untuk pergi ke kabin, pikir kan caranya agar kamu tidak dicurigai." Perintah Kepala Park diangguki tegas oleh Jaehyun lalu pergi dari sana.

"Yerim-ah kamu bantu tim Seulgi dan aku akan membantu tim Irene." Ucap Joy yang telah fokus pada Ipad-nya dan diangguki oleh Yeri.

Lisa Pov

"Berhenti!." Ucapku pada Jisoo melalui earphone setelah kami memasuki sebuah tempat yang sepi.

"Wae?." Tanyanya seraya berhenti dan menoleh ke arahku dan kubalas dengan seringaian sebagai pertanda membuatnya mengerti.

"Oho lihat ini, siapa yang berada di hadapan ku?." Ucap bajingan itu dengan menatap ku menyeringai.

"Apa kau bodoh?." Tanyaku membuatnya bingung.

"Lisa-ya, clear!." Seru Jisoo dibelakang ku tengah memangku laptop nya membuat si bajingan ini terbelalak terkejut.

"Sudah sadar? Dasar bodoh!." Ejek ku lalu berlari menyerangnya.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Aku terus menyerangnya dengan brutal, begitu juga sebaliknya. Ketika netra ku melihat sebuah tongkat besi panjang dengan cepat aku meraihnya dan memukul kan ke kepalanya dengan keras membuat bajingan itu berteriak kesakitan.

"Akhhh!"

"Wanita sialan!." Umpatnya murkah dan menatap tajam ke arahku membuat ku tersenyum mengejek.

"Bagus, Lisa-ya. Hajar terus!." Seru Jisoo senang membuat ku memutar mata malas.

Bajingan itu berlari dengan membawa tongkat kayu yang ia temukan dan memukul kan nya ke arahku membuat aku dengan reflek mengayunkan tongkat besiku juga dan kayu yang ia gunakan terpotong.

"Apa kau bodoh? kau menggunakan kayu sedangkan aku besi? Kenapa orang bodoh seperti mu bisa menjadi seorang agen?." Ejek ku semakin membuat nya marah.

"Badan saja yang besar, tapi otak keropong!." Ejek ku lagi dengan mata yang memandangnya rendah.

"Hahahaha badan besar otak kosong!." Teriak Jisoo yang telah berada di atas kap mobil tertawa terbahak-bahak seraya menunjuk si bajingan ini membuat nya semakin marah.

"Kenapa kau disana?." Tanyaku heran.

"Tentu saja untuk melihat pertunjukan dengan jelas." Jawabnya santai membuat ku mendengus kesal.

"Huhh!!! Laki-laki cupu, dengan wanita saja kalah berkali-kali. Aku sarankan untuk mengubah alat kelamin mu itu!!." Teriak Jisoo menjadi-jadi membuat ku terbelalak menatapnya tak percaya dan benar saja bajingan itu semakin keblingsatan dan berlari ke arahnya.

Black Hole [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang