Tujuh belas

629 60 0
                                    


2 hari kemudian,

Seoul, Korea Selatan.

Rosé saat ini berada di atas gedung sebrang sebuah bangunan hotel dan tengah mengawasi sosok menteri yang merupakan komplotan David.

"Benar-benar bajingan!." Gumamnya menatap tajam pria paruh baya yang sedang melakukan aksi bejadnya bersama wanita yang ia kenali sebagai seorang idol dihadapan anak bungsunya yang masih balita.

"Cih, biarkan aku melakukan dengan caraku!." Ucapnya penuh tekanan yang ia tujukan pada earphone yang ia kenakan.

"Lakukan sesukamu, asal jangan bertindak ceroboh." Balas Jisoo disebrang sana membuat Rosé menyeringai lebar.

Mans Hotel.

Tok
Tok
Tok

"Permisi, layanan kamar 23." Ucap seseorang dari luar pintu, membuat aktivitas kedua orang yang tengah berbuat tidak senonoh dihadapan seorang balita itu berhenti dan saling menatap heran.

"Kau memesan layanan kamar?." Tanya si pria membuat si wanita menggeleng.

"Biarkan saja, mari kita lanjutkan." Ucapnya dengan nada menggoda.

"Ssshh, kamu memang wanita penggoda." Balas si pria lalu memulai kembali aktivitas mereka.

Tok
Tok
Tok

Ketukan kembali terdengar lebih keras, membuat pria paruh baya itu menghentikan aksinya.

"Sialan! Akan ku bunuh kau bajingan!." Serunya murka lalu berjalan mengambil bajunya dan mengenakan nya kembali membuat si wanita segera berlari ke arah kamar mandi seraya membawa bajunya.

Ceklek!

"Beraninya kau!!." Teriak pria itu dengan emosi ketika membuka pintu apartemennya.

"Maaf tuan, saya kira terjadi sesuatu pada anda karena anda tidak membuka pintu." Ucap pelayan itu seraya membungkuk sopan, membuat pria paruh baya itu menelan ludah melihat tampang cantik pelayan wanita dihadapannya.

"Aku tidak pernah memesan layanan kamar, tapi tidak apa-apa itu bagus, aku memang memerlukannya. Silahkan masuk." Ucap Pria itu lalu masuk kembali kedalam kamar diikuti pelayan itu.

Melihat pelayan itu telah memasuki kamarnya pria paruh baya itu menyeringai lalu mulai mengunci kamar hotelnya membuat si pelayan yang mendengar bunyi kamar terkunci segera menoleh dan mendapati pria paruh baya itu tersenyum mesum ke arahnya.

Melihat itu si pelayan justru menyeringai lebar membuat pria itu terkejut lalu menyadari sesuatu tetapi sebelum pria itu sempat bergerak si pelayan segera menyuntikkan cairan dilehernya membuat pria itu mengejang sejenak lalu ambruk kebawah.

Ceklek!

"Sayang apa yang terja---." Ucap wanita idol itu terpotong ketika melihat tubuh pria paruh baya itu tidak sadarkan diri dilantai dan tepat dibawah kaki seorang pelayan.

"Apa yang kau lakukan pada suami ku sialan!!." Teriaknya marah.

"Berisik!." Ketus pelayan itu lalu dengan gerakan cepat ia menyumpal mulut wanita itu dengan sebuah kain dan kemudian mendudukkan wanita itu dikursi lalu mengikat nya.

"Apa yang akan kau lakukan Rosé?." Tanya Jisoo pada pelayan atau Rosé yang tengah menyamar.

"Lihatlah aksiku ini Kim Jisoo." Balas Rosé tersenyum manis menatap cctv.

Rosé segera membawa tubuh pria paruh baya itu menuju ranjang dan kembali menuju wanita yang tengah meronta-ronta di kursi.

"Dengar, aku tau kau seorang idol bukan? Aku memiliki penawaran untuk mu." Ucap Rosé santai membuat wanita itu memelototi nya dengan kebencian.

Black Hole [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang