Dua puluh

648 61 0
                                    

Bagdad, Irak

"Bagaimana jika kita berpencar?." Tanya Yeri.

"Ya, benar. Sedang terjadi kekacauan di Irak, kita akan sangat sulit untuk menemukan orang itu." Ucap Seulgi setuju.

"Baiklah, aku akan kesana." Balas Irene lalu pergi ke arah kanan Dar mereka berdiri.

"Aku pergi kesana, kau?." Tanya Seulgi, membuat Yeri menunjuk arah yang akan ia lalui.

"Baiklah, hati-hati Yerim-ah." Ucap Seulgi tersenyum tipis lalu berlari menuju ke arah yang ia pilih.

Irene POV,

"Permisi, apa anda mengenal dia?." Tanya ku pada seorang wanita tua membuat wanita menatapku aneh, Ah kendala bahasa.

"Sial, lalu bagaimana aku bisa menemukan orang ini." Gumam ku kesal.

"Eoh? Apa itu?." Lirihku menatap bingung kerumunan didepan dan membuat penasaran.

Karena rasa penasaran ku akhirnya aku mendekati kerumunan itu meskipun aku tidak akan pernah mengerti apa yang mereka bicarakan.

Karena merasa bosan dan kesal akibat tidak mengerti apa yang mereka bicarakan aku berniat pergi dari sana, namun mataku secara tidak sengaja menemukan seorang anak laki-laki yang berwajah pucat seperti bukan berasal dari negara ini dan selalu mengawasi sekitar dengan tubuh bergetar.

Melihat itu aku merasa ada sesuatu yang tidak beres, dan benar saja mataku seketika melotot melihat sebuah kabel yang tidak sengaja terlihat ketika anak laki-laki tersebut bergerak.

"Sial, itu bom." Gumam ku menutup mata kesal, apa sekarang jamannya bermain bom manusia?.

"Seulgi datangi tempat ku, aku membutuhkanmu. Ada anak laki-laki yang sepertinya dipaksa untuk melakukan bom bunuh diri disini." Ucapku melalui earphone.

"Siap!." Balas Seulgi.

Mataku mulai menatap sekitar memastikan siapa yang mengawasi anak ini, dan ketika mataku melihat sosok pria mengenakan seragam dan bersenjata diatas gedung tengah mengawasi dengan ketat ke arah anak tersebut membuatku menyeringai.

"Tentara pemberontak kah?." Gumam ku.

Aku kembali menatap sekitar dan memikirkan bagaimana caranya agar pengawasan pada anak ini terkecoh. Ah aku memiliki ide batin ku menyeringai.

Uang berhamburan ditengah-tengah masyarakat Irak yang sedang melakukan demo, membuat mereka kini terfokus pada uang-uang yang berhamburan itu dan saling berebut.

Alhasil semua orang kini menutupi pandangan tentara pemberontak itu pada anak laki-laki tersebut, dengan cepat Irene meraih tangan anak tersebut dan menariknya menjauh.

"Seulgi, kau dimana?" Tanya ku.

"Arah jam 11, aku melihat mu." Jawab Seulgi membuat ku seketika berhenti karena merasa tempat ini sudah cukup jauh dari lokasi tadi.

"Bantu aku melepaskan bom pada tubuh anak ini." Ucap Irene membuat Seulgi mengangguk dan merendahkan tubuhnya agar bersejajar dengan anak tersebut.

"Ka-kalian mau apa?." Tanya anak tersebut lirih seraya menyilangkan kedua tangannya pada tubuhnya.

"Hey dengar, kita akan menyelamatkan mu dari mereka semua. Dan akan mengirim mu jauh dari sini agar kamu hidup dengan aman dan damai, tetapi sebelum itu kami harus membuka sesuatu yang berada pada tubuhmu ini." Ucap Seulgi membujuk.

"A-apa benar kalian akan mengirimkan ku pulang??." Tanyanya membuat Seulgi mengangguk yakin.

"Di mana asal mu?." Tanya Seulgi seraya mulai membuka kancing baju anak itu.

Black Hole [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang