S2-13

467 64 9
                                    

Semua orang yang melihat pesawat itu mendecit keras refleks menutup telinga mereka dengan wajah tercengang.

Para petugas bandara serta polisi segera tiba untuk mengevakuasi. Para penumpang segera turun dari dalam pesawat dengan Lisa yang turun paling terakhir.

"Kau gila?!." Seru Jennie dengan mata memerah, kedua tangannya memukuli tubuh adiknya itu.

Lisa mengerjab bingung lalu menatap ke arah Irene meminta bantuan, namun yang ditatap mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Ehm, gwenchana." Ucap Lisa canggung seraya menangkap kedua tangan Jennie.

"Gwenchana apanya?! Kau melompat dar---."

"Berisik, dasar kucing pemarah." Balas Lisa membekap mulut Jennie membuat sang empu melotot.

"Arrrggh! Sakit Jennie!." Seru Lisa meringis mengibaskan tangannya yang baru saja di gigit oleh Jennie.

"Rasakan itu, dan panggil aku Jennie eonnie?! Kau mengerti?!." Sentak Jennie mendelik tajam.

"Ssst, aku rasa Rosie benar. Kau memang kucing pemarah yang sangat sensitif dengan apapun." Gumam Lisa yang masih dapat di dengar.

"Apa?! Beraninya kamu?!." Teriak Jennie melotot membuat Lisa terlonjak kaget.

"Ehm, permisi?." Ucap salah satu petugas bandara mengambil alih atensi.

"Sebelumnya saya ah tidak, kami semua mengucapkan terima kasih sebanyak banyaknya kepada anda dan teman-teman anda atas bantuan kalian." Lanjutnya tersenyum seraya membungkuk sopan.

"Jika boleh kami tahu, siapakah kalian ini?." Tanya nya kemudian.

"Ah, tidak masalah. Kami? kami hanya kelompok anak muda berbakat." Jawab Irene santai membuat semua orang menatap nya terkejut mendengar jawaban nya itu.

"Ah? Ha-ha-ha nde arraseo, sekali lagi kami ucapkan terimakasih." Ucap petugas bandara dengan nada canggung.

Setelah itu semua petugas bandara dan beberapa polisi yang mendekati mereka pergi.

"Ayo, itu pesawat kita." Ucap Jennie menunjuk pesawat pribadi miliknya.

"Kalian tenang saja, aku sudah mengurus mengenai cctv jadi tidak akan ada rekaman cctv yang merekam aksi kalian tadi." Ucap Jisoo di sebrang sana.

Pulau Jeju

"Wah aku benar-benar tidak menyangka bahwa dia akan berbalik menyerang Korea Selatan mengikuti jejak ayahnya." Gumam seorang pria seraya memutar-mutar pulpen di tangan nya.

"Pantas saja sangat susah untuk menaklukkan mereka, ternyata lawan kali ini sangat amat berat hahaha." Lanjutnya tertawa keras.

Anak buahnya yang berjaga di depan ruangan terlonjak kaget mendengarnya.

"Apa wakil ketua di dalam?." Tanya seorang pria berkemeja hitam membuat mereka lagi-lagi terkejut.

"Ah? Huh, nde wakil ketua ada di dalam." Jawab salah satu anak buah di sana.

Mendengar itu pria tadi langsung membuka pintu dan masuk kedalam tidak lupa menutup pintunya kembali.

"Eoh? Ada apa?." Tanya si wakil ketua melihat kedatangan pria tersebut.

"Setelah urusan di sini selesai, ketua meminta mu kembali untuk mengurus emas-emas yang akan di kirim." Jawab pria itu dengan santai duduk di sofa.

"Hmm baiklah, aku akan cepat menyelesaikan sekumpulan hama itu hari ini. Akan ku pastikan mereka semua mati." Ucap si wakil ketua menyeringai lebar.

Black Hole [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang