¤¤¤
Sore hari hujan mengguyur bumi dengan rintikannya. Jarrel duduk di balkon kamar menikmati suasana berisik dari hujan, Jarrel suka hujan karena suaranya yang terdengar menenangkan. Namun sayang Jarrel hanya bisa menikmati suaranya dan hawanya saja, tidak bisa menikmati berada di bawah rintikannya, karena jika itu terjadi tubuhnya pasti akan rewel. Dengan merasa hawa dinginya saja Jarrel bisa dibuat bersin-bersin atau bahkan sampai loyo diatas tempat tidur karena demam, apalagi sampai mandi hujan.
Balkon kamar Jarrel yang memang menghadap ke teras rumah, membuat anak itu bisa melihat motor Tara yang baru saja masuk melewati gerbang rumah. Abang ketiganya itu basah kuyup, untung saja tas sekolah abangnya berbahan kulit dan anti air. Jika tidak sudah tak tau lagi akan sepudar apa tulisan di buku akibat basah terkena air hujan.
Pandangan Tara dan Jarrel bertemu sejenak, saat Tara mendongak ke atas saat merasa ada yang menatapnya. Ternyata adik bungsunya yang melihatnya dari balkon.
Tara meninggalkan begitu saja motornya tanpa dimasukan ke garasi, biar nanti saja mungkin saat hujan telah reda.
Tak remaja itu pedulikan lantai basah akibat tubuhnya yang basah kuyup, tetap ia bawa langkahnya sampai ke kamarnya.
Tara langsung menuju kamar mandi untuk bersih-bersih, tak nyaman rasanya basah kuyup akibat hujan.
Tak butuh waktu lama Tara selesai mandi dan berganti pakaian. Remaja itu membawa langkah lebarnya ke arah kamar adiknya yang tak jauh darinya. Masuk begitu saja tanpa mengetuk lebih dulu.
"Masuk" Ujaran singkat itu Tara layangkan dengan suara datar namun tegas itu.
Jarrel menghela nafas pelan, namun tetap bangkit dan masuk ke dalam kamar. Tak mau membuat abang ketiganya itu marah.
Jarrel terkenal lebih patuh pada Tara, anak bungsu itu selalu nurut saat Tara yang buka suara. Padahal Tara jarang bicara dengannya.
Berbeda dengan Ethan yang cukup rajin bicara. Lalu ada Lukas yang rajin mengomelinya, mungkin saking seringnya Lukas marah padanya, Jarrel jadi biasa saja dengan Lukas, berbanding terbalik dengan Tara yang sekali ngomong Jarrel nurut.
Memang benar kata orang, sebebal-bebalnya anak, pasti ada satu orang rumah yang akan jadi pawangnya atau orang yang paling ditakuti.
Jarrel memilih duduk didepan televisi kamarnya, lalu menghidupkan benda persegi yang lebar itu. Tak menghiraukan Tara yang mematikan AC, dan menggantikannya dengan menghidupkan pemanas ruangan. Begitu selesai ia langsung meninggalkan kamar adiknya itu.
•••
Malam tiba, tapi hujan sore tadi tak kunjung berhenti. Malah semakin deras saja turunnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRAMAWA [END]✔
General FictionCandramawa yang berarti Hitam bercampur Putih. Lalu keduanya bercampur dan menghasilkan abu-abu netral, dalam artian Jarrel tak selalu bahagia seperti Hitam, namun tak juga bahagia sepenuhnya seperti Putih. ⚠️ENDING ADA DI KARYAKARSA⚠️ Awal: 11 Nov...