Bagian 14

1.8K 159 10
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Sepulang sekolah Jarrel meminta pada supirnya untuk mampir ke sebuah apotek, anak itu ingin membeli salep penghilang memar.

"Bapak jangan bilang ke abang-abang ya, kalau Jarrel ke apotek" Ujar Jarrel pada supirnya begitu ia kembali ke mobil.

Pak supir mau gak mau mengangguk.

Setelah itu mobil kembali melaju menuju rumah.

Sesampai di rumah Jarrel langsung turun, anak itu melangkah santai menuju kamarnya. Sedikit menghela nafas saat lagi-lagi mendapati Sivia di ruang keluarga, mau heran pun pacar Ethan emang begitu kerjaanya.

Jarrel berlalu melewati Sivia, anak itu kan sudah bilang ia akan mengabaikan Sivia.

Tak lama setelah berganti pakaian, Jarrel kembali turun untuk makan siang. Perutnya cukup kroncongan karena saat istirahat tadi ia tidak ke kantin atau membeli apapun.

Jarrel mendudukan tubuhnya di kursi miliknya, mencoba abai dengan dua manusia didepannya, siapa lagi jika bukan Ethan serta pacarnya.

Tak mau berlama di sana, Jarrel menyuap nasinya dengan cepat. Ingin segera selesai dan pergi dari sana. Sehabis makan ia ingin nongkrong di minimarket, lebih asik ngeliat Kiran jagain kasir ketimbang muka sok baik Sivia.

•••

Jarrel duduk santai di depan minimarket, dua cup es krim menemaninya, bahkan satu cup sudah habis masuk ke perut Jarrel.

Kiran mendudukan tubuhnya disebelah Jarrel setelah melayani pelanggan, dengan satu kaleng minuman soda. Karena tak ada lagi pelanggan didalam, Kiran jadi ikutan duduk menemani Jarrel.

"Gak bosan Rel natap jalanan terus setiap kemari?" Tanya Kiran, bingung dengan Jarrel yang setiap kemari kerjaannya cuman liat jalan raya, Kiran tak sempat menanyakan itu pada bocah disampingnya, kadang juga suka lupa mau nanya.

"Enggak, berisik soalnya enak didenger" Jawab Jarrel membuat Kiran menggeleng, namun pria itu paham maksud kata dari berisik.

"Cuaca lagi gak bagus, jangan kebanyakan makan es entar sakit" Nasihat Kiran, Jarrel ke minimarket memang tak pernah absen jajan es krim.

"Nyenyenye~" Balas Jarrel membuat Kiran harus menahan diri untuk tidak mencekik Jarrel.

Kiran beralih mencubit pipi Jarrel cukup kuat, ketimbang ia cekik lebih baik pipi anak itu yang Kiran cubit.

"Sakitttt" Pekik Jarrel kesal.

"Makanya kalau yang lebih tua ngasih nasihat tu didenger sama dijawab dengan baik, untung gemesin lu Dek, kalau nggak dah gue cemplungin ke air got" Ujar Kiran lalu terkekeh melihat wajah garang Jarrel yang tengah mengusap pipinya, kasian juga sih sampai merah loh pipi Jarrel di cubit Kiran.

CANDRAMAWA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang