Bagian 04

2.4K 147 4
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Tak terasa hari terakhir Jarrel di skors telah berakhir, pagi ini ia sudah bisa kembali bersekolah. Tapi seperti biasanya anak itu tak akan ada semangat saat kesekolah, karena menurut Jarrel sekolah itu tidak ada menyenangkannya sama sekali, terasa biasa saja.

Tapi tidak ada alasan juga baginya untuk tidak berangkat, karena jika ia tak berangkat, Lukas abang sulungnya pasti kembali mengomelinya. Bisa pengang kupingnya mendengar omelan Lukas.

Jarrel mengunyah sarapannya dengan wajah datar.

"Nanti jangan bikin ulah lagi" Baru juga Jarrel menghindari kata-kata ini, tapi sudah keluar saja dari bibir Lukas.

"Belum juga berangkat dah di omel aja" Balas Jarrel membuat Lukas menghela nafas.

Ethan dan Tara juga ikut menggeleng.

"Abang serius, kalau Abang di panggil lagi, gak akan Abang datang" Ujar Lukas sedikit mengancam adiknya.

Jarrel menghentikan sendokannya pada nasi gorengnya.

"Kalau Abang udah gak sayang Arel bilang aja, Arel juga bisa urus diri Arel sendiri" Ucap Jarrel lalu meninggalkan ruang makan begitu saja.

Lukas menghela nafas lelah, bukan ini yang ia mau. Ia hanya ingin adiknya bertingkah baik di sekolah dan tidak nakal. Tapi si bontot malah mengartikannya lain.

"Gue gak ikutan" Seru Ethan lantas ikut beranjak dari sana.

Tara hanya diam, remaja itu tak ada berpihak manapun. Entahlah sejak semalam ada satu hal yang terus menghantui pikirannya. Tapi hanya Tara dan Tuhan yang tau.

•••

Jarrel berjalan pelan menuju kelasnya, begitu sampai anak itu langsung mendudukan dirinya di kursinya, lantas membenamkan wajahnya pada lipatan tangannya di atas meja.

Jarrel sekarang tengah duduk di bangku kelas sembilan, tahun depan ia akan naik ke tingkat SMA. Jadi anak seumuran Jarrel memang tengah senang-senangnya bertingkah, masih belum kepikiran tentang masa depan dan jalan seperti apa yang akan mereka ambil nanti saat lulus sekolah.

Anak SMP masih memikirkan belajar bagi yang mau dan rajin, lalu bagi anak yang merasa belajar itu membosankan pasti mengukir masa SMP-nya dengan kenakalan atau tingkah-tingkah absurd di sekolah.

Namun berbeda dengan Jarrel, ia tak punya hal bagus di sekolah. Tak banyak yang anak itu lakukan di sekolah. Jarrel punya teman, dan hanya sebatas teman. Ia tak punya sosok yang di sebut sahabat, sama sekali tak punya.

Teman-teman Jarrel pun kadang banyak kadang sedikit, tergantung Jarrel sendiri. Bisa di bilang jika Jarrel punya uang banyak temannya juga akan banyak, jika uang sakunya tipis atau Jarrel sengaja menyembunyikannya uangnya, maka temannya pun menipis nyaris terkadang berhenti bergaul dengannya.

CANDRAMAWA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang