Bagian 16

1.8K 154 0
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Jarrel terbangun dari tidurnya, anak itu memang memilih untuk tidur setelah diantar pulang okeh Tara. Anak ini diam menatap langit-langit kamar dengan wajah bantalnya.

Setelah nyawanya terkumpul, Jarrel manatap jam dinding di kamarnya. Sudah sore sekali ternyata, Jarrel bangkit dan memilih untuk mandi. Badannya bahkan masih mengenakan seragam sekolah yang belum Jarrel ganti.

Jarrel mendesis lirih saat menekan sedikit area memar di dadanya, warnanya ungu membiru. Jelas sekali betapa sakitnya itu, perutnya juga memar tapi tidak selebar di area dadanya.

Tiba-tiba saja air mata Jarrel jatuh, anak itu entah kenapa merasa sedih tiba-tiba.

"Cengeng" Ledek Jarrel pada dirinya sendiri. Lantas anak itu memasukan pakaian kotor ke dalam ranjang baju kotor, lalu mulai menyalakan shower dan mandi.

Tak memakan waktu lama Jarrel sudah wangi dan segar. Anak itu lantas turun ke lantai satu, mata Jarrel tak sengaja mendapati Ethan yang tengah bermain ponsel di ruang keluarga, serta benda-benda yang sepertinya milik Ethan.

"Apaan nih?" Sentuh Jarrel pada lembaran seperti triplek itu.

"Pvc ama Karton 3x lo gak bisa lihat apa" Jawab Ethan melirik adiknya itu sebentar.

"Ya bisalah, kan gue gak tau namanya tuh yang putih-putih" Ucap Jarrel.

"Buat tugas Abang ya?" Sambung Jarrel bertanya.

Ethan mengangguk lalu menyadari suara adiknya sedikit sumbang. Lalu pria itu menatap adiknya.

"Nangis kenapa lagi?" Tanya Ethan yang peka, mata adiknya sedikit bengkak dan merah.

Jarrel menggeleng pelan.

"Baru bangun tidur" Jawab Jarrel tak sepenuhnya bohong.

Ethan mengangguk pelan.

"Abang pergi lagi gak nanti?" Tanya Jarrel pelan, anak itu mendudukan tubuhnya di sebelah Ethan.

"Kayaknya enggak, mau bikin tugas Studio, makanya beli gituan buat bikin tugas, kenapa emang?" Jawab Ethan lalu bertanya.

Jarrel menggeleng pelan dan tersenyum tipis.

Didalam hati Jarrel anak itu lega, setidaknya ia makan malam tidak sendiri, dan malam ini juga tidak sendirian di rumah. Akhir-akhir ini Jarrel memang merasa begitu kesepian, hingga rasanya semakin benci sunyi, makanya jika merasa sunyi dan sepi Jarrel merasa lebih sensitif dan mudah menangis.

CANDRAMAWA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang