Bagian 03

2.4K 177 7
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Jarrel terbangun di kamar Tara, tentu saja kan dia tidur di situ semalam. Jarrel mengucek matanya yang masih setengah mengantuk, kamar itu sepi sepertinya abang ketiganya sudah berangkat sekolah.

Jarrel menatap sekeliling kamar Tara, masih sama tidak ada yang bergeser. Dulu saat orang tua mereka masih ada, Jarrel itu hobi sekali masuk ke kamar abang-abangnya, dan mengganggu penghuninya. Itu dulu sekarang mah nggak, kaya canggung dikit kalau masuk sembarangan.

Jarrel tersenyum saat melihat nakas Tara yang terdapat satu buah bingkai foto dengan ukuran sedang, di foto itu berisi mereka semua. Ada kedua orang tua mereka, lalu ada Jarrel yang di gendong sang ayah di pundak, lalu ada Lukas yang dirangkul sang ibu, serta Ethan dan Tara yang merangkul satu sama lain.

Itu adalah masa-masa bahagia mereka, masih dengan anggota keluarga yang lengkap. Saat itu umur Jarrel baru lima tahun, sedang lincah-lincahnya lari kesana kemari, mengoceh dengan pertanyaan-pertanyaan ingin tahunya.

Sekarang sudah tak ada lagi hal seperti itu, yang ada hanya Jarrel yang lebih banyak diam dan menyimpan dalam-dalam perasaannya.

Jarrel mengusap foto itu sebentar, rasanya benar-benar ingin kembali ke masa itu. Tersenyum bahagia bersama yang lain, tapi semuanya sudah terjadi dan terlewat. Yang bisa Jarrel lakukan hanya menerima garis hidup yang Tuhan tuliskan untuknya.

•••

Setelah selesai sarapan Jarrel memutuskan untuk duduk di ruang keluarga, anak itu tengah menonton tayangan kartun di televisi.

Tak lama suara langkah kaki membuat Jarrel menoleh, ternyata Ethan yang baru kembali dengan mata pandanya. Sudah di pastikan abangnya itu tak tidur semalaman karena tugas gambarnya di studio.

Bahkan tangannya serta punggungnya terdapat gulungan kertas dan tabung gambar. Ethan menjatuhkan tubuhnya di sofa, menyender lalu memejamkan matanya sejenak. Rasanya benar-benar mengantuk sekali.

Jarrel hanya membiarkan abangnya itu, tak niat membangunkan atau menyuruhnya tidur dikamar.

Tak lama ada langkah kaki lagi yang menyusul masuk. Mata Jarrel langsung menatap malas orang yang datang.

Namanya Sivia Emelin, ceweknya Ethan, dan Jarrel tak pernah suka dengan sosok itu. Entahlah Sivia dan Jarrel itu tak pernah akur.

"Ck...malesin" Decak Jarrel lalu mematikan televisi, lalu beranjak begitu saja dari sana.

Sivia pun tak mau kalah, ia pun memandang malas pada Jarrel.

CANDRAMAWA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang