Sejak saat itu, Jungkook terkadang datang ke rumahnya.
Mereka jarang berbicara ketika bersama, keduanya hanya menghabiskan waktu bersama di rumah megah milik mendiang kakek Taehyung itu.Dalam satu pekan, Jungkook akan ke rumahnya sekitar dua atau tiga kali sepulang sekolah. Untuk mengerjakan tugas sekolah, jika memang ada. Selebihnya hanya bermain dan bersantai.
Mereka berdua akan berboncengan dari sekolah menuju rumah Taehyung menggunakan sepeda. Jungkook bahkan mau menunggu Taehyung acap kali pemuda itu memiliki urusan dengan pustakawan sekolah.Tidak ada kata terbaik untuk mendeskripsikan hubungannya dengan Jungkook. Sebuah hubungan terbentuk ketika kedua belah pihak saling mempengaruhi dan mampu mengutarakan isi hati.
Tapi mereka berdua? Sangat jelas hanya Taehyung yang mencinta. Taehyung merasa dia jatuh seorang diri. Dan Jungkook hanya bertindak sesuka hati.Dia tak berharap bahwa suatu saat nanti Jungkook akan membalas perasaannya.
Karena itu tak mungkin terjadi, Taehyung yakin beribu-ribu yakin dengan itu.Semuanya terjadi dengan satu arah, tak ada balasan. Entah akan ada apa di masa depan, tapi Taehyung ingin mengabdikan dirinya untuk Jungkook, karena Jungkook adalah raja baginya dan dia hanya pelayan yang begitu patuh pada segala perintahnya.
Hubungannya dengan Jungkook mungkin dapat dideskripsikan seperti itu, seperti pendeta dan biarawan yang taat."Kau terlalu banyak melamun selama ini. Apa yang kau pikirkan?"
Banyak! Banyak yang Taehyung pikirkan di kepalanya, terkadang hampir pecah. Tapi Jungkook tak perlu tahu.
"Aku berpikir bahwa aku akan menjadi biarawan." Sudut bibirnya tertarik sembari menatap Jungkook."Dasar aneh, menjijikan." Jungkook menyahut sembari tertawa. Kemudian kembali memposisikan diri agar Taehyung dapat dengan mudah mengambil foto dirinya.
Ya, siapa yang menyangka Taehyung akhirnya dapat memotret Jungkook dengan bebas seperti sekarang ini.
Tak pernah ada yang menyangka bahwa Jungkook pun akan dengan sukarela tersenyum untuk Taehyung dan lensa kamera sebagai saksi bisu keduanya.Mereka sama-sama tak menyangka.
•••
Waktu terus berjalan bak roda kereta tempur yang melaju tak kenal rintangan.
Musim gugur berakhir dan musim dingin sudah dekat, tapi bagi Taehyung tidak ada musim dingin atau apapun itu. Yang ada hanya persiapan untuk menabung rindu untuk Jungkook setelah sekolah menengah ini selesai."Hei! Hei! Lihat ini! Kalian harus lihat ini!"
"Aku sudah melihatnya semalam."
"Bukankah dia luar biasa?"
"Dia menawan dengan pakaian itu!"
Gadis-gadis di kelasnya merasa begitu senang karena Jungkook muncul sebagai model di majalah fashion. Begitulah yang Taehyung tahu.
Agen bakat nyatanya telah mencari-cari Jungkook berkat kontes popularitas kala itu. Mereka tertarik pada si cantik itu.
Dan kini Jungkook sedang berada di jalan pilihannya."Jungkook! Apakah kau sudah melihat dirimu di sini?! Kau terlihat luar biasa!"
Taehyung mendongak dan menemukan Jungkook yang baru saja memasuki ruang kelas dengan syal rajut di lehernya. Para gadis langsung menyerbunya dengan banyak pertanyaan yang hanya ditanggapi dengan senyuman tipis serta anggukan lugu dari Jungkook.
"Sungguh, Sial beribu sial, dia tetaplah Jeon Jungkook yang bersinar terang seberapa keras kita mencoba membuatnya redup."
Yang ini adalah Mingyu dan Bambam, jika orang lain kembali menunjukan rasa kagum dan tatapan pujanya untuk Jungkook maka mereka berdua bukanlah yang termasuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
pulchritude • tk
Novela JuvenilTaehyung berada di kasta terbawah di kelasnya, berusaha agar tetap tak terlihat di sekolah. Dia tidak pernah ingin membuka mulutnya, takut ketahuan bahwa ia berbicara gagap di depan teman-temannya. Taehyung lebih memilih melihat dunia melalui lensa...