CHAPTER 27 - JALINAN INDAH SEGENAP JIWA RAGA

1.1K 31 1
                                    

Translate: Sienna

Edit : Sae

Penerjemah Bahasa Indonesia : DeNandar

Disclaimer : Bacaan chapter ini juga khusus 18+, dibawah itu skip dulu ya chapter ini. gak ganggu jalan cerita kok. Selamat Membaca. 😊

---------------------------------------❤🧡❤-------------------------------------

Gu Hai memeluk tubuh Bai Luoyin di atas tubuhnya sendiri lalu dengan ganas menempelkan bibirnya dengan ciuman. Ciuman yang kuat namun penuh dengan kelembutan ini seperti badai yang akan datang, bercampur dengan angin yang kencang disertai hujan dan ombak yang menghantam Bai Luoyin, seolah-olah ingin menghancurkannya seketika. Pipinya memerah karena panas yang membakar tubuhnya sementara darah mereka mengalir kencang di pembuluh darahnya, membuat Bai Luoyin tidak bisa mengendalikan nafasnya. Dia merasakan aliran kebahagiaan yang menggebu-gebu menyelimuti dirinya, membuat jantungnya berdegup kencang penuh sukacita. Dia hanya bisa menahan nafas sambil menikmati sensasi perasaan yang penuh cinta dan kasih sayang dari Gu Hai kepadanya dalam setiap sentuhan yang lembut namun penuh semangat.

Tidak ada kata-kata yang dapat mendefinisikan atau menjelaskan perasaan dan kerinduan yang membara dalam diri Gu Hai, nyaris menyesakkan dadanya. Sekarang, dia hanya ingin mencintainya dengan tulus, tanpa syarat, tanpa batasan, tanpa tali tak terlihat yang diikatkan di tangan mereka sebagai upaya untuk mengendalikannya. Dia ingin sekali memeluk dan memilikinya untuk selamanya dan membuatnya mengerti bahwa dia tidak lagi sendirian. Selama bertahun-tahun, mereka telah saling mendambakan satu sama lain, pikiran mereka terus menerus dipenuhi dengan pikiran tentang satu sama lain... akhirnya, tidak hanya tubuh dan pikiran mereka menjadi satu, hati dan jiwa mereka pun bersatu.

Begitu bibir mereka terpisah perlahan, Bai Luoyin dengan agresif meletakkan tubuhnya di atas tubuh Gu Hai, lalu ia sekuat tenaga menekan bibirnya ke tubuh Gu Hai sambil menggigit dan menggerayangi setiap bagian tubuh itu perlahan-lahan. Bersamaan dengan itu, tangan nakal Gu Hai meraba-raba pantat Bai Luoyin, yang membuat dirinya terbius ke dalam sebuah sensasi yang tak bisa digambarkan. Rasa yang menggelitik menjalar ke tulang belakangnya, membuat Gu Hai menggigil hingga ia ingin segera merapat dan menggigitnya, sekedar mencicipi apakah rasanya senikmat yang ia pikirkan.

Sementara pikiran-pikiran itu merasuk kedalam otak Gu Hai, Bai Luoyin sedang menghisap puting kiri Gu Hai dengan penuh nafsu, ia menyapukan ujung lidahnya maju mundur dengan penuh gairah hingga puting kecil itu mengeras. Kemudian bibirnya yang hangat menempel pada puting yang satunya, menggigit dan menciumnya dengan lembut sambil memainkan lidahnya agar bisa mengeras. Setelah itu, napas Gu Hai mulai terengah-engah, ia merasa seperti menyelam ke dalam gunung berapi yang sedang bergejolak. Apalagi, lidah Bai Luoyin yang menyentuh putingnya, seperti sedang berputar-putar dalam rotasi bumi. Permainan menggoda itu berlangsung lama, hingga mulutnya terasa terbakar, membuat kedua tangan Gu Hai - yang tengah meremas lembut kedua pantat Bai Luoyin - tiba-tiba menambah kecepatannya. Karena merasakan sedikit rasa sakit yang menusuk sarafnya, ciuman Bai Luoyin yang menjelajah tanpa henti tiba-tiba terhenti sejenak lalu dengan ganas, giginya sengaja ditancapkan di pinggang Gu Hai yang cukup sensitif.

Begitu mendapat serangan, Gu Hai tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Salah satu tangannya yang penuh nafsu merogoh celana pendek Bai Luoyin dan mencengkeram binatang kecil yang telah naik dengan keras di perutnya sejak tadi. Gu Hai mulai mengelusnya dari pangkal hingga ujung dengan gerakan yang sangat lambat dan menguji kesabaran.

caara dia menggelinjang serta setiap gerakan kecil yang dia lakukan adalah bertujuan agar sentuhan di antara tubuh mereka tetap terjaga, Bai Luoyin memang benar-benar sudah terangsang. Seluruh tubuhnya terasa panas dan bergairah, memicu berbagai partikel di udara yang menempel erat padanya, mencoba menenangkan dirinya. Punggungnya tegak saat dia bergeser sedikit, mencoba menekan penisnya yang mengeras lebih dekat ke tangan Gu Hai yang sedang mengelusnya. Pinggangnya tampak tersihir oleh kemauannya sendiri saat dengan otomatis mempercepat gerakannya, pertanda yang paling jelas bagi Gu Hai untuk memacunya. Namun, Gu Hai tidak memiliki keinginan sedikitpun untuk memenuhinya dengan mudah. Dia menekan ibu jarinya di ujung penis yang tampak berkedut dan dengan nakal memencetnya beberapa kali, yang membuat otot-otot kaki Bai Luoyin semakin menegang. Wajahnya terlihat tidak sabar. Sambil merayu, ia mengaku sudah tidak sabar lagi. Dia sudah tidak tahan lagi dengan rasa sakitnya jika tidak segera diobati dengan obat dari Gu Hai.

ARE YOU ADDICTED BOOK 2 -KOBARAN GAIRAH YANG MENGGELORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang