Translate: Nancy
Edit : Sae
Penerjemah Bahasa Indonesia : DeNandar
Selamat Membaca. 😊
---------------------------------------❤🧡❤-------------------------------------
Bai Luoyin baru saja menyantap mie instannya saat tiba-tiba dia mendengar suara pintu mobil yang ditutup tiba-tiba di luar. Dia menjulurkan lehernya untuk melihat ke luar jendela dan betapa terkejutnya dia, ternyata Gu Hai yang dia lihat.
Bagaimana bisa dia belum pergi?
Perasaan bahagia mengalir di hati Bai Luoyin. Namun, naluri pertamanya adalah memasukkan cangkir mie instan yang sudah setengah dimakan itu kedalam laci dan menutupi dua cangkir lainnya yang belum dibuka dengan selimut.
Kemudian ia menyeka mulutnya sementara sudut matanya berkilat-kilat dan memperlihatkan kesan keterkejutannya.
"Kau belum berangkat? "
Gu Hai menyunggingkan senyum di bibirnya,"Penerbangan telah ditunda selama dua jam, jadi kuputuskan untuk mampir menemuimu karena pangkalan ini dekat dengan bandara. Kau tahu sendirilah, hatiku tidak akan tenang tanpa melihatmu sebelum aku pergi."
Mendengar kata-kata itu, semua kelelahan dan kekesalan yang dirasakan Bai Luoyin hilang seketika.
Gu Hai berjalan mendekat dan menarik Bai Luoyin ke dalam sebuah dekapan erat. Sejujurnya, dia tidak tahan untuk berpisah darinya. Meskipun mereka tidak sering bertemu, mereka saling terhubung dengan pengiriman makan siang setiap hari. Yah paling tidak, dapat dianggap sebagai bentuk kebersamaan dan perhatian.
Namun, minggu depan mereka akan benar-benar terpisah dan hanya dapat menggunakan beberapa teknologi yang sangat umum guna mengkomunikasikan perasaan mereka.
"Aku punya teman yang memiliki sebuah hotel. Aku sudah makan di sana beberapa kali; makanannya cukup lezat. Aku telah meminta Huang Shun untuk menghubungi manajer dan mengatur agar makanan diantarkan kepadamu seperti biasa. Cuma satu minggu kok. Jika kau bertahan, hari-hari akan berlalu dengan cepat."
Bai Luoyin menekan punggung Gu Hai dengan semangat. "Tidak perlu merepotkan orang lain, kesannya aku tidak punya kaki saja. Ada kok beberapa restoran di sekitar sini, aku bisa pergi ke sana dan makan di tempat itu. Selain itu, makanan di ruang makan juga cukup enak."
"Makanan di ruang makan mungkin cukup enak, namun aku hanya takut kalau-kalau kau menjadi malas makan! Lebih baik jika aku menyuruh seseorang untuk mengantarkan makananmu."
Saat dia berbicara, dia melepaskan cengkeramannya yang erat pada Bai Luoyin, dan seperti biasa, dia duduk di tempat tidur namun dengan paksa ditarik kembali.
"Hmm... bagaimana kalau aku yang mengantar dan menerbangkanmu ke Shenzhen? "
Bai Luoyin sangat ingin meninggalkan tempat ini karena bahaya jika dibiarkan disini lama - lama.
"Menerbangkanku ke sana? Lihat saja wajah kecilmu yang lelah itu, kau tampak pucat sekali," Ujar Gu Hai sambil mencubit pipi Bai Luoyin. "Sebaiknya kita istirahat di asrama sebentar. Setelah mengobrol beberapa patah kata, aku akan berangkat."
"Pastikan kau tidak ketinggalan pesawat! " Mata Bai Luoyin berbinar. "Bagaimana kalau aku mengantarmu ke bandara? Dengan begitu, kau tidak akan membuang-buang waktu dan aku bisa bersamamu lebih lama lagi."
Gu Hai menatap dengan penuh perhatian raut wajah Bai Luoyin yang berseri-seri dan penuh semangat. Ketika seseorang sedang merasa bersalah, mereka sering bertingkah seperti orang yang sangat bertentangan dengan perilaku dan kondisi mentalnya yang biasa. Gu Hai, tentu saja tidak cukup bodoh untuk percaya bahwa Bai Luoyin sedang bersemangat karena dirinya. Dapat dipastikan bahwa ada beberapa niat tersembunyi dalam tindakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARE YOU ADDICTED BOOK 2 -KOBARAN GAIRAH YANG MENGGELORA
RomanceSejak kecil, Bai Luo Yin tinggal bersama ayahnya yang teledor namun penuh kasih sayang, yaitu Bai Han Qi, dan neneknya yang sakit. Saat ia berusia 16 tahun, ibu kandungnya Jiang Yuan menikah lagi. Suami barunya adalah seorang pejabat tinggi militer...