5

2.1K 220 15
                                    

'kita bisa berteman..'

Sepoi angin menerpa tubuh Mingyu yang berdiri di balik pembatas atap gedung utama, ia tengah menikmati rotinya untuk makan siang. Berdiri di sana sembari memandangi langit yang begitu cerat, terik matahari tak membuat Mingyu bergerak sedikit pun untuk mencari tempat teduh.

Mingyu menghela napasnya panjang, meminum air putih dari botol yang ia bawa dari rumah. Bersamaan dengan itu, ia mendengar suara pintu terbuka, membuat dirinya langsung berbalik dan melihat Wonwoo yang keluar dari sana. Ia mengerjap bingung, kenapa pemuda itu berada di atap, berjalan ke arahnya dengan senyuman tipisnya. Wonwoo berdiri di hadapan Mingyu, ia mengulurkan sebuah paper bag kecil berwarna coklat untuk Mingyu.

Mingyu menerimanya dengan bingung, ia membukanya dan melihat di dalamnya terdapat sebuah wadah ponsel. Ia mendongak dan menatap Wonwoo bingung. "Apa maksudnya ini hyung?" tanyanya bingung.

Wonwoo tersenyum tipis. "Aku membelikannya untukmu, di sana juga sudah ada nomorku, dan--"

"Aku tidak mau." sela Mingyu, ia mengembalikan paper bag tersebut kepada pemuda Jeon itu yang menatapnya bingung. Mingyu bergeser untuk menjauh dari Wonwoo. "Kau tidak perlu melakukannya." lanjutnya.

Wonwoo menghela napasnya panjang. "Kenapa Mingyu? Ini untuk memudahkan kita berhubungan, bisa saling mengabari satu sama lain."

"Hyung." Matanya menatap lekat mata rubah itu. "Aku mau berteman denganmu bukan untuk ini dan aku hanya meminta satu darimu, untuk jangan menemuiku ketika berada di sekolah. Hanya itu. Bukan berarti karena aku memintamu untuk tidak menemuiku di sekolah, karena aku ingin kau membelikan ponsel itu. Tidak, aku punya alasan hyung."

"Itu karena kau tidak mau memberitahu alasannya." Mingyu menghela napasnya kasar, ia beralih ke samping Mingyu dan bersandar di pembatas itu. "Aku hanya tidak mengerti Mingyu, kenapa begitu sulit untuk berteman denganmu." lanjutnya.

Mingyu terdiam selama beberapa saat. "Karena aku tidak pernah punya teman, aku tidak tahu cara berteman bagaimana dan.. kau orang pertama yang mengajakku berteman hyung." ia menoleh dan menatap lekat Wonwoo. "Dan kau juga tidak memberitahuku kenapa kau ingin berteman denganku, itu membuatku berpikir bahwa kau hanya merasa kasihan padaku." lanjutnya.

Dahi Wonwoo mengernyit bingung. "Kenapa.. kau berpikiran seperti itu?"

"Karena begitu lah pandangan semua orang padaku, mereka menatapku dengan tatapan kasihan." Mingyu menundukkan kepalanya, ia merasa salah telah marah kepada Wonwoo yang seperti orang lain juga, menatapnya kasihan tanpa tahu apa-apa mengenai hidupnya. "Jika kau sungguh ingin berteman, jangan seperti ini hyung." ia kembali menatap Wonwoo. "Karena setidaknya, aku tahu pertemanan tidak bisa dibeli dengan uang." lanjutnya dan ia berjalan meninggalkan Wonwoo di atap tersebut.

Mendengar hal tersebut, Wonwoo menyunggingkan senyuman tipisnya, ia mengangguk paham dengan apa yang Mingyu katakan. Meskipun niatnya murni berteman dengan Mingyu dan ingin bisa menghubungi kapanpun tanpa harus bertemu, tapi Mingyu mengatakan tidak. Wonwoo menghargai apa yang Mingyu putuskan.

Keduanya sama-sama terdiam, bersandar pada pembatas atap tersebut dengan tatapan kosong mereka. Hanya terdengar sepoi angin yang mengibaskan rambut masing-masing. Wonwoo menoleh, ia sedikit melirik Mingyu yang kepalanya menunduk. "Mingyu-ya.." panggilnya dan membuat pemuda Kim itu menoleh kearahnya. "Apa cita-citamu?" tanya Wonwoo, ia hanya ingin lebih mengenal Mingyu.

Pemuda Kim itu terdiam, membahas mengenai cita-cita, cita-citanya sudah terkubur bersama kedua orang tuanya. "Tidak ada." jawab Mingyu dan membuat Wonwoo mengernyit bingung. Mingyu berbalik dan menatap lurus ke depan. "Aku bertahan sampai sekarang saja sudah lebih baik." jawabnya.

Unless It's You 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang