14

1.5K 183 10
                                    

Kekasih karena bisnis?

"Terima kasih hyung." Mingyu berucap kepada Wonwoo yang telah selesai mengobati luka yang ada di ujung bibirnya. Keduanya masih berada di ruang kesehatan, hanya sekarang sama-sama duduk di kursi yang disediakan, saling berhadapan satu sama lain.

Pemuda Jeon itu membenahi kotak P3K yang ada di pangkuannya lalu meletakkan kotak tersebut ke atas meja yang ada di samping mereka duduk. Ia lalu mendongak dan menatap Mingyu dengan lekat. "Aku harus bilang masalah ini pada ayah." ucapnya.

"Tidak, jangan hyung." Balas Mingyu segera, ia menatap yang lebih tua dengan tatapan memohon. "Aku tidak ingin memperburuk keadaan." lanjutnya.

"Bukan memperburuk, tapi menyelesaikan." tegas Wonwoo, ia menghela napasnya dengan kasar. "Kenapa dulu kau juga hanya diam saja? Apa karena ayah Seungcheol yang memberimu beasiswa?" tanyanya dan Mingyu mengangguk kecil.

Pemuda Kim itu menundukkan kepalanya. "Semuanya juga diam seperti tembok hyung, mereka melihatnya tapi tak berbuat apapun." Kedua tangannya saling bertautan, jemarinya bergerak abstrak dan Mingyu mengingat bagaimana dirinya di saat sekolah menengah pertama, tentu lebih parah dari yang sekarang ini. "Sedari dulu aku hanya diam, mungkin memang ini jalan hidupku." lirihnya.

Wonwoo terdiam, ia menatap Mingyu dengan lekat. Keduanya sama-sama terdiam, memikirkan hal masing-masing. Wonwoo tengah memikirkan tentang pernyataan Mingyu tadi mengenai perasaan pemuda Kim itu. Ia tidak meresponsnya tadi, hanya diam dan sekarang pun, Mingyu tidak membahasnya lagi.

Karena Mingyu berpikir, pernyataan perasaannya itu karena spontan, ia tidak bisa mengendalikan perkataannya tadi sampai akhirnya terucap bahwa ia menyukai Wonwoo. Mingyu tidak ingin memperkeruh keadaan dengan membahas mengenai perasaannya lagi.

Pemuda Kim itu berdeham pelan, ia kemudian bangkit dari duduknya. "Aku harus kembali ke kelas hyung." ucapnya.

Wonwoo mendongak, ia mengangguk kecil untuk menanggapi, padahal ia ingin menunggu Mingyu sampai pemuda itu pulang sekolah, tapi sepertinya tidak sekarang, keadaan keduanya sama-sama tidak baik dan Wonwoo mengerti, pasti Mingyu tidak merasa enak hati karena dirinya tahu bahwa yang merundung Mingyu adalah kekasihnya.

Mingyu melangkah keluar dari ruang kesehatan tersebut, Wonwoo menoleh. "Sampai jumpa Mingyu." ucapnya, karena ia harus kembali ke tempat dirinya wajib militer besok pagi.

Mingyu yang tengah membuka kunci pintu yang Wonwoo kunci tadi berbalik, ia menatap Wonwoo dengan sendu. "Ehm, sampai jumpa lagi hyung." balasnya lalu membuka pintu dan ia keluar dari sana. Sejujurnya, ia masih sangat merindukan Wonwoo, hanya saja, tidak memungkinkan jika ia terus bersama Wonwoo sekarang ini. Ia juga harus bekerja sepulang sekolah nanti.

Di dalam ruang kesehatan, Wonwoo bangkit dari duduknya, ia lalu berjalan keluar dari ruangan tersebut dan langsung melangkah keluar gedung. Keadaan begitu sepi karena bel masuk sudah berbunyi. Ia keluar dari area sekolah tersebut, menaiki taksi yang ia hentikan untuk pulang ke rumahnya.

✨🥀🥀🥀✨

"Wonwoo?" Tuan Jeon menatap putranya dengan bingung saat ia baru memasuki rumah dan menemukan Wonwoo duduk di ruang tamu, ia berjalan mendekat. "Kau libur?" tanyanya.

Wonwoo mengangguk kecil, menatap sang ayah yang mengambil duduk di seberang dirinya. "Besok pagi aku berangkat." ucapnya dan tuan Jeon mengangguk kecil untuk menanggapi. "Ayah.. ada yang ingin aku bicarakan." ucapnya.

"Apa?" tanya Tuan Jeon, ia melonggarkan dasi yang melingkar di kerah bajunya.

Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar. "Aku ingin.. memutus hubungan dengan Seungcheol." ucapnya dan ia dapat melihat perubahan raut wajah sang ayah.

Unless It's You 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang