Karena jika bukan dirimu, aku tidak punya alasan untuk hidup.
Pria bermata rubah itu menghembuskan napasnya panjang, ia mengusap dadanya berkali-kali untuk menenangkan rasa gugupnya yang tidak terkira. Hal tersebut membuat sang adik menatapnya dengan bingung.
Seokmin menghela napasnya. "Hyung, ini pernikahan keduamu dan kau segugup itu?" tanya Seokmin sedikit mengejek pada sang kakak.
Wonwoo menoleh, ia lalu mendekat ke arah Seokmin dan mendudukkan dirinya di samping adiknya itu. "Pernikahan kali ini beda Seokmin, aku menikah dengan orang yang aku cintai." balasnya sedikit kesal.
"Tapi apa yang harus di gugupkan, kau harusnya senang hyung." balas Seokmin lagi.
Pria Jeon itu mengangguk paham, tapi tetap saja ia tidak bisa menghilangkan rasa gugupnya itu. "Mungkin karena aku terlalu senang aku menjadi segugup ini.." lirihnya, ia benar-benar tidak bisa mengendalikan detak jantungnya yang begitu cepat.
Seokmin terkekeh kecil, ia menepuk pundak sang kakak. "Semuanya akan baik-baik saja hyung, beberapa saat lagi kau akan resmi menikah dengan Mingyu." balasnya dan di beri anggukan kecil oleh sang kakak.
Tak berapa lama, Jieun memasuki ruangan tersebut, ia menatap Wonwoo yang tersenyum tipis dengan wajah gugupnya yang sedikit memerah. Ia mendekat dan mengusap kepala Wonwoo yang mendongak. "Mingyu sudah menunggumu nak.." ucapnya.
Wonwoo mengangguk kecil, ia bangkit dari duduknya dan merapikan tuksedo putih yang ia gunakan. Lalu melangkah keluar dari ruangan tersebut yang langsung di sambut oleh sang ayah. Sekitar tiga tahun lalu, ia juga melakukan hal yang sama, hanya saja dengan perasaan sedih dan sakit.
Namun kali ini, hanya rasa senang yang ia rasakan. Ketika ia meraih tangan ayahnya dan keduanya melangkah menuju aula pernikahan, jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Wonwoo tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya, ia tidak mengira akan benar-benar menikah dengan orang yang ia cintai.
Pintu aula terbuka, dari tempatnya, Wonwoo bisa melihat Mingyu berdiri di depan sana menggunakan tuksedo putih juga dengan begitu rapi. Rambut yang dirapikan menampilkan dahi pria Kim itu. Keduanya saling melempar senyuman manis mereka. Wonwoo melangkah bersama ayahnya untuk menghampiri Mingyu.
Pria Kim itu menggigit bibir bawahnya karena gugup, ia menatap Wonwoo tanpa berkedip dengan kedua matanya yang sedikit berkaca-kaca. Mingyu menahan tangisan kebahagiannya. Melihat Wonwoo yang terlihat begitu indah menghampiri dirinya dengan senyuman yang benar-benar membuat hatinya luluh begitu saja.
Sampai di hadapannya, Mingyu mengulurkan tangannya dan Wonwoo langsung menerimanya. Tuan Jeon menjauh dari tempat tersebut dan keduanya berdiri saling berhadapan dengan diantara mereka pendeta yang akan menikahkan keduanya.
Mata mereka saling menatap satu sama lain, dengan genggaman erat kedua tangan mereka dan senyuman di wajah masing-masing. Sang pendeta memulai ikrar pernikahan tersebut, membaca beberapa kalimat yang didengarkan dengan seksama oleh Mingyu dan Wonwoo.
"... saudara Kim Mingyu, apa anda bersedia menikah dengan Jeon Wonwoo, menjadikannya sebagai suami anda untuk--"
"Saya bersedia." sela Mingyu karena dirinya tidak sabar untuk menunggu. Mengatakannya tanpa melepas pandangannya dari Wonwoo.
Sang pendeta kemudian menatap Wonwoo. "Saudara Jeon Wonwoo, apa anda bersedia menikah dengan--"
"Saya bersedia." Wonwoo juga melakukan hal yang sama, menyela pendeta yang belum menyelesaikan kalimatnya.
Sang pendeta tersenyum tipis. "Kalian berdua resmi menjadi sepasang suami." ucapnya dan sorakan juga tepuk tangan para tamu undangan langsung terdengar di aula pernikahan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unless It's You 1 & 2
FanficMINWON • COMPLETED Jika bukan dirimu, aku tidak punya alasan untuk hidup - Kim Mingyu. start : october 2023 finish : december 2023 BL 1821 || Kim Mingyu • Jeon Wonwoo ©Violet1056