34

1.7K 160 4
                                    

Terima kasih untuk semuanya.

Jeonghan menatap Seungcheol yang sedari tadi pagi terus melamun entah memikirkan apa, bahkan semalam, setelah pria itu kembali dari rumah ayahnya, wajahnya murung dan terus diam, membuatnya merasa khawatir tapi jika ia bertanya, Seungcheol akan selalu bilang baik-baik saja. 

Ia berjalan mendekat ke arah pria Choi itu yang terduduk di sisi ranjang kamar yang mereka gunakan, ia menepuk pundak Seungcheol dan membuatnya mendongak. "Kau masih belum ingin bercerita padaku?" tanya Jeonghan kemudian.

Seungcheol mengerjap kecil, ia menatap pria cantik itu dengan lekat lalu tiba-tiba meraih tubuhnya, memeluknya dengan erat. Menenggelamkan wajahnya di perut Jeonghan. "Aku bingung.." lirihnya.

"Apa yang kau pikirkan Seungcheol?" tanya Jeonghan sekali lagi sembari mengusap kepala Seungcheol.

"Ayah.. sungguh melakukannya Wonwoo, ia yang menembak ayah Jeon." jawab Seungcheol.

Mata Jeonghan membulat lebar, ia meraih dagu Seungcheol dan membuatnya mendongak. "Kau.. tidak bercanda kan?" tanyanya.

"Aku punya bukti rekamannya, semalam aku merekam percakapan kami dan ayah mengakuinya, bahwa ia yang menembak ayah Jeon." jawab Seungcheol kemudian.

Jeonghan terdiam selama beberapa saat, ia mengusap wajah Seungcheol yang terlihat begitu bingung. "Tuan Jeon belum sadarkan diri sampai sekarang dan kita tidak tahu kapan ia akan sadar, sedangkan sekarang adalah persidangan Mingyu, apa kau akan diam saja?"

"Tapi--"

"Cheol-ah, kita pernah berbuat salah pada Mingyu, mungkin ini adalah jalan yang Tuhan berikan untuk membalas perbuatan kita dulu." sela Jeonghan.

"Dengan menjebloskan ayah ke penjara?" lirih Seungcheol.

"Tapi ayahmu juga salah Cheol, kau harusnya sekarang sudah tahu, mana yang salah dan mana yang benar. Aku tahu, kau menyayangi ayahmu tapi.. perbuatannya salah dan ia harus di hukum." balas Jeonghan.

Seungcheol terdiam, bahkan dirinya sangat merasa bersalah atas perbuatan ayahnya yang dulu mengakibatkan kebakaran di rumah Jeonghan hingga ayah kekasihnya itu meninggal. Dengan dalih kosleting listrik tapi ia tahu itu perbuatan ayahnya. Ia mengangguk paham, mungkin sekarang adalah waktunya ia membalas perbuatan ayahnya dulu.

Ia bangkit berdiri. "Terima kasih." ucapnya lalu mengecup bibir Jeonghan bergegas keluar dari rumah tersebut. Ia melaju ke pengadilan dan atas tindakannya kali ini, membuat ayahnya dua hari kemudian diadili oleh pengadilan dan mendapatkan hukuman lima tahun penjara dengan masa percobaan satu tahun. Bukan hanya karena penembakan yang dilakukan pada tuan Jeon, tapi kepemilikan senjata api yang ilegal di negara tersebut.

Karena hal tersebut juga, kemudian diketahui bagaimana Siwon menembak Joongi. Siwon mendatangi rumah Joongi dengan menggunakan taksi, membawa pistol di balik jas yang ia gunakan. Tentu hal ini tidak diketahui oleh pihak kepolisan karena CCTV hanya ada di bagian pintu masuk perumahan, sedangkan banyak sekali taksi keluar masuk di perumahan tersebut.

Siwon mengunjungi Joongi untuk mempertanyakan perihal saham milik Joongi yang dijual murah kepada Mingyu, juga tentang perceraian anak mereka yang didiamkan saja oleh Joongi. Malah berakhir keduanya saling beradu mulut dan tiba-tiba Joongi mendapat telepon dari Mingyu yang menanyakan keberadaannya.

Tentu Joongi bilang bawah dirinya berada di rumah, dan setelah panggilannya berakhir dengan Mingyu. Tembakan mengenai perutnya dan ia langsung jatuh begitu saja di lantai tak jauh dari sofa ruang tamu.

Siwon langsung keluar dari sana dan karena ia tahu Mingyu akan datang, ia dengan sengaja meletakkan pistolnya di depan pintu tersebut, yang kemungkinan akan diambil Mingyu, yang ternyata benar hal itu terjadi. Kini, Siwon yang mendapatkan hukumannya dan Mingyu bebas dari tuduhannya.

Unless It's You 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang