16

1.7K 175 24
                                    

'Ayo membuat kimchi bersama.'

"Ah! tidak seperti itu hyung." Mingyu berseru saat melihat Wonwoo memotong sawi putih dengan tangan yang memegang pisaunya begitu dekat dengan mata tajamnya, bahkan jarinya menyentuh bagian bolster pisau tersebut. "Jangan seperti ini, kau bisa terluka." ucap Mingyu, ia meraih tangan Wonwoo dan membenarkannya, dengan membawanya memegangi ganggang pisau tersebut dengan benar.

Wonwoo hanya tersenyum kaku, ia mulai memotong lagi dan sesekali menatap Mingyu yang kembali fokus pada pekerjaannya yang juga memotong sawi putih yang lain. Wonwoo sedikit mengerucutkan bentuknya. "Kenapa potonganku tidak sama." gumamnya lirih tapi dengan jelas Mingyu bisa mendengarnya.

Pemuda Kim itu menoleh. "Tidak apa, toh hanya kita berdua yang makan." ucapnya, ia telah menyelesaikan tugasnya, lalu mengambil garam dan mulai menaburinya ke potongan sawi putih itu. Setelah Wonwoo selesai, Wonwoo memasukkan potongan sawi putih itu ke wadah Mingyu, ia menggunakan kedua tangannya untuk mencampur sawi putih itu dengan garam seperti yang Mingyu lakukan.

Setelah selesai mencampurnya, Mingyu menutup wadah tersebut dengan kain, ia menoleh ke arah Wonwoo. "Cuci tanganmu." ucapnya dan Wonwoo mengangguk, menurut dengan perkataan Mingyu, mencuci tangannya di wastafel dapur. Mingyu juga mencuci kedua tangannya.

Wonwoo mengeringkan tangannya dengan tisu dapur. "Berapa lama kita menunggu?" tanyanya.

"Kurang lebih tiga jam." jawab Mingyu sembari mulai membenahi barang-barang yang masih berserakan di atas counter dapur apartemen tersebut.

Sementara Wonwoo, ia berjalan ke arah sofa ruang tamu dan mendudukkan diri di sana, lalu menoleh ke arah Mingyu yang masih begitu sibuk. Senyuman tipis terukir di wajahnya, Wonwoo terdiam sembari terus memperhatikan Mingyu, tapi seketika itu, ia terperanjat kaget saat ponselnya tiba-tiba berdering, ia segera mengeluarkannya dari saku celananya dan melihat panggilan dari Seungcheol.

"Wonwoo.. kau ingat ini hari apa?"

Wonwoo mengerjap kecil. "Iya, aku ingat." jawabnya dan membuat Mingyu yang masih berdiri di balik counter dapur mendongak untuk menatap Wonwoo.

"Aku ke apartemenmu?"

"Tidak!" jawab Wonwoo, ia menoleh ke arah Mingyu yang terdiam. "Kau tidak perlu ke sini dan.. bisakah kita tunda?" tanyanya kemudian.

"Kenapa? terjadi sesuatu padamu?"

"Aku.. sedikit tidak enak badan dan ingin istirahat." bohong Wonwoo, ia mengulum bibirnya sendiri.

"Kau sakit? Aku akan ke apartemenmu, mau kubawakan--"

"Tidak perlu Seungcheol." sela Wonwoo segera. "Aku sudah minum obat dan hanya butuh istirahat saja. Akan aku kabari lagi." lanjutnya.

"Baiklah, kalau begitu, istirahatlah."

"Ehm.." Wonwoo mematikan panggilan tersebut dan menatap Mingyu yang berjalan ke arahnya.

Pemuda Kim itu mendudukkan diri di samping Wonwop. "Kenapa kau berbohong? Bukankah kau ada kencan dengan Seungcheol?" tanyanya.

Wonwoo menghela napasnya. "Sejujurnya aku bosan, kau tahu apa yang kami lakukan saat kencan?" tanyanya dan Mingyu menggeleng dengan polosnya. "Hanya makan di restoran, kalau tidak Perancis, Italia, American, lalu yang kami bahas adalah masalah perusahaan. Juga, aku lebih ingin membuat kimchi Mingyu." lanjutnya.

"Bukankah kalian berdua masih terlalu muda untuk membahas mengenai perusahaan?" tanya Mingyu kemudian.

Pemuda Jeon itu mengangguk untuk menanggapi. "Itu karena kami tidak ada pembahasan yang lain, aku mengenal Seungcheol sejak ia lahir dan kami menghabiskan waktu bersama saat masih kecil." jawab Wonwoo.

Unless It's You 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang